MAKALAH
MOTIVASI BELAJAR
TEORI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Diajukan untuk
Melengkapi Syarat-syarat
dalam Mata
Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing: Muhammad Nuzli,
S.PdI
DISUSUN OLEH KELOMPOK II
1. FACHRUL ROZIE : T.PAI . I .
2013. 099
2. JAMHUR :
T.PAI . I . 2013. 019
3. REDY HARDIANSYA : T.PAI
. I . 2013. 003
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
SYEKH MAULANA QORI ( SMQ )
TAHUN
PEMBELAJARAN 2013 – 2014
PERSETUJUAN
DOSEN MATA KULIAH
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan, maka saya berpendapat
bahwa makalah atas yang berjudul ”Konsep Dasar Motivasi Belajar dan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
1. Nama : FACHRUL
ROZIE
NIM : T.PAI.I.2013.
099
Nama : JAMHURI
NIM : T.PAI.I.2013.
019
2. Nama : REDY
HARDIANSYAH
NIM : T.PAI.I.2013.
003
Telah
dapat diajukan untuk dipresentasikan di ruangan 6.1 / B guna melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat pada mata kuliah teori be;ajar dan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam..
Demikianlah, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Bangko, Maret 2014
Dosen Mata Kuliah,
Muhammad Nuzli, S.PdI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah, SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini.Shalawat dan salam buat junjungan kita Nabi
Muhammad, SAW serta keluarga dan sahabat juga pengikut beliau yang setia.
Sudah menjadi kewajiban setiap Mahasiswa dalam
perkuliahan membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah, guna untuk memenuhi
tugas sebagai salah satu syarat pada mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
PAI.
Penulis telah memilih suatu judul yang
menjadi fokus pembahasan yang dilakukan yaitu ”Konsep Dasar Teori Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari dan mengakui bahwa banyak sekali
kesulitan-kesulitan yang penulis temui, namun berkat ketekunan, kesabaran,
serta atas bantuan, dorongan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak,
alhamdulillah makalah ini dapat disusun dengan sederhana.
Atas segala bantuan, dorongan, bimbingan dan dukungan yang telah
diberikan, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, semoga Allah
membalasnya yang setimpal. Penulis sangat berharap kritik dan saran yang
konstruktif terhadap isi, sistematika dan lain sebagainya yang terkait dengan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap agar penulisan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri, amin yaarabbal
‘alamin.
Bangko,
...............................
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan
lagi bahwa minat untuk belajar seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar
minat untuk belajar ini senantiasa tetap naik dalam waktu ke waktu, maka setiap
siswa harus memiliki keinginan untuk tetap terus belajar. Agar keinginan untuk
tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya, maka setiap mahasiswa
tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap
semangat belajar.
Keseluruhan
motif-motif yang menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini,
secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar
disini adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan
belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan
pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam proses
belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka
manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, namun juga oleh seorang
guru. Melalui pengetahuan tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan
memahami motivasi belajar siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa
untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi,
maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksudkan dengan motivasi
belajar?
2. Bagaimanakah bentuk motivasi intrinsik dan
entrinsik?
3. Bagaimanakah bentuk motivasi ekstrinsik?
4. Bagaimanakah bentuk prinsip – prinsip motivasi
belajar?
5. Bagaimanakah fungsi motivasi belajar?
6.
Bagaimanakah bentuk - bentuk dalam motivasi belajar?
7.
Bagaimanakah upaya meningkatkan motivasi belajar
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui yang dimaksudkan dengan
motivasi belajar,
2. Ingin motivasi intrinsic
3. Ingin mengetahui motivasi ekstrinsik,
4. Ingin mengetahui prinsip – prinsip motivasi
belajar,
5. Ingin mengetahui fungsi motivasi belajar,
6.
Ingin mengetahui bentuk - bentuk dalam motivasi belajar.
7.
Ingin mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar.
BAB II
MOTIVASI BELAJAR
A.
PENGERTIAN MOTIVASI
Banyak para ahli
yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang
mereka masing – masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang
mengubah energy dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu.
“ Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a
energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reactions”. [1]
“ motivasi
adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang di tandai dengan
timbulnya afekti (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.” [2]
sangat percaya
bahwa tingkah laku manusia di bangkitkan dan di arahkan oleh kebutuhan-kebutuhan
tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan
aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. [3]
Dalam proses
belajar, motivasi sangat di perlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar,. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan di
kerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat
orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak
bersentuhan dengan kebutuhannya.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus
menerus tanpa motivasi dari luar diriny merupakan motivasi intrinsik yang
sangat penting dalam aktivitas belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan
motivasi ekstrinsik yang di harapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik di
perlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek
belajar.
Sehingga motivasi dapat memberikan semangat yang luar biasa
terhadap seseorang untuk berprilaku dan dapat memberikan arah dalam belajarukan
sesuatu pekerjaan.
B.
Motivasi
Intrinsik dan Ekstrinsik
Dalam membicarakan soal macam – macam motvasi, hanya akan di
bahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri
pribadi seseorang yang di sebut “ motovasi intrinsic “ dan motivasi yang
berasal dari luar diri seseorang yang di sebut “ motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi
intrinsik.
Yang
dimaksud dengan motivasi Intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Bila
seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar ia
akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsic sangat di perlukan, terutama dalam
belajar.
Dorongan
untuk belajar bersumber dalam kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi
orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi intrinsik muncul
berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut sereonial.
2. Motivasi
Ekstrinsik.
Motivasi
ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
motif – motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi
ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak di perlukan dan tidak baik dalam
pendidikan. Motivasi ekstrinsik di perlukan agar anak didik mau belajar.
Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik sering
digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau
karena sikap tertentu pada guru atau orang tua.
C.
Prinsip
– Prinsip Motivasi Belajar.
Motivasi
mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada
seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada
kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip
motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan
dalam aktivitas belajar-mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar
seperti dalam uraian berikut:
1. Motivasi
sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar.
Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang
mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang
untuk belajar. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan
melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah,
motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
seseorang.
2. Motivasi
Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar.
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.
3. Motivasi
Berupa Pujian Lebih Baik daripada hukuman.
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat
belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap
orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji
orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal
ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi
kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan
kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
4. Motivasi
Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar.
Dalam kehidupan, anak didik membutuhkan penghargaan.
Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang
wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam
belajar. Guru yang berpengalaman harus dapat memanfaatkan kebutuhan anak didik,
sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang
gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi
memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
5. Motivasi
dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin
dapat menyelesaikan setiap pekerjaan. Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan
yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari
mendatang.
6. Motivasi
Melahirkan Prestasi dalam Belajar.
Dari berbagai hasil penilitian selalu menyimpulkan bahwa
motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu
dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik. Anak
didik menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata
pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap.
Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca.
Ulangan pun dilewati dengan mulus dengan prestasi yang gemilang.
D.
Fungsi
Motivasi DalamBelajar.
Dalam
kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas berpartisipasi
dalam belajar. Sedikit pun tidak bergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran
dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan. Sementara anak didik yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan.
Fungsi motivasi dalam belajar akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:
Fungsi motivasi dalam belajar akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar,
tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu
yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Oleh karena itu, motivasi mempunyai fungsi sebagai
pendorong perbuatan siswa.
2.
Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap siswa merupakan
suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan
psikofisik yang berfungsi sebagai penggerak perbuatan siswa. Sikap berada dalam
kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam
wacana, prinsip, dan hukum. Sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat
berfungsi sebagai penggerak perbuatan.
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan. Sesuatu
yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya.
Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi pada anak didik
dalam belajar. Segala sesuatu yang menggangu pikirannya dan dapat membuyarkan
konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang
dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar.
E.
Bentuk - Bentuk Motivasi Dalam belajar
Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan
perilakusiswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan
tujuan.
Dalam
proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi
ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Ada
beberapa upaya motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan
belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:
1. Memberi Angka
Angka
adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka
merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik
untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di
masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata
pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik lainnya. Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk beasiswa atau dalam bentuk lain seperti alat tulis. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.
3. Kompetisi
Kompetisi
adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak
didik agar mereka bergairah dalam belajar. Persaingan, baik dalam bentuk
individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa
dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif.
Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka setiap anak didik telah
terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang diberikan.
Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu melibatkan diri mereka
mesing-masing ke dalam aktivitas belajar.
4. Ego-Involvement.
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri sebagai
salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan
segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
Siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi
Ulangan.
Anak
didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk
menghadapi ulangan. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan
sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tidak
terprogram, akan membosankan anak didik. Oleh karena itu, ulangan akan menjadi
alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik dan strategi yang
sistematis.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan
sebagai alat motivasi.dengan mengetahui hasil,ananak didik terdorong untuk
belajar lebih giat.apalagi bila hasil belajar itu mengalami kemajuan,anak
didikberusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas
belajarnya guna mendapatkan prestasi
belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester atau catur wulan
berikutnya.
Bagi
anak didik yang menyadari betapa besarnya nilai sebuah prestasi belajar akan
meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang
melebihi prestasi belajar yang diketahui sebelumnya.prestasi belajar yang
rendah menjadi anak didik giat belajar untuk memperbaikinya.sikap seperti itu
bisa terjadi bila anak didikmerasa rugi mendapat prestasi belajar yang tidak
sesuai dengan harapan.mungkin juga anak didik frustasi dengan nilai yang rendah
itu,sehingga malas belajar.tetapi dengan sikap anak didik yang siap menerima
prestasi belajar yang rendah,disebabkan kesalahan belajar,dia akan berjiwa
besar dan berusaha memperbaikinya dengan lebih optimal,bukan asal-asalan.
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang
tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi.Pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.Guru bisa memanfaatkan
pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di
sekolah.Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja,bukan di buat – buat atau
bertantangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.
Seorang yang senang dipuji atas hasil
pekerjaan yang telah mereka selsaikan.Dengan pujian yang diberikan akan
membesarkan jiwa seseorang.Dia akan mengerjakannya.Demikian juga dengan anak
didik ,akan lebih bergairah belajar bila hasil hasil pekerjaannya dipuji dan
diperhatikan.Banyak anak didik yang iri terhadap anak didiktertentu yang lebih
banyak mendapat pujian dan perhatian yang ekstra dari guru.Mereka malas belajar
karena menganggap guru pilih kasih dalam melampiaskan kasih sayang.Sikap anak
didik ini harus diredam dengan menempatkan anak didiki secara
profesional.Pujian harus dilakukan secara merata kepada anak didik sebagai
individu,bukan kepada yang cantik atau yang pintar.Dengan begitu anak didik
tidak antipati terhadap guru,tetapi merupakan figur yang disenangi dan
dikagumi.
8. Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement
yang negatif,tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat
motivasi yang baik dan efektif.Hukuman akan merupakan alat motivasi bila
dilakukan dengan pendekatan edukatif,bukan karena dendam.Pendekatan edukatif
dimaksud disini sebagai hukuman yang mendidik dan tujuan memperbaiki sikap dan
perbuatan anak didik yang di anggap salah.Sehingga dengan hukuman yang
diberikan itu,anak didik tidak akan kesalah atau pelanggaran.Minimal mengurangi
frekuensi pelanggaran,akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukukannya
dihari mendatang.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar ada unsur
kesengajaan,ada maksud untuk belajar.Hal ini akan lebih baik bila di bandingkan
dengan segala kegiatan tanpa maksud.Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak
didik itu memang ada motivasi untuk belajar,sehingga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik dari pada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar.
Hasrat untuk belajar merupakan
potensi yang tersedia didalam diri anak didik.potensi itu harus ditumbuh
suburkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung
utamanya.Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan disini,agar hasrat untuk belajar
itu menjelma menjadi prilaku belajar.
Disekolah cukup banyak anak didik
yang berhasrat untuk mengembangkan potensi diri,tetapi karena lingkungan yang
tersedia kurang kreatif,maka tidak ada dukungan bagi anak untuk mengembangkan
minat,bakat dan kemampuannya.Jadilah dia anak didik yang pasif,menyerah pada
keadaan.Motivasi keilmuan yang seharusnya bergelora menjadi redup,hanya karena
hasratnya untuk belajar tidak terayomi.
10. minat
Minat
adalah kecenderungany ang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
aktivitas.seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan
memperhatikan aktivitas itu secara
konsisten dengan rasa senang.dengan kata lain,mina adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktiitas,tanpa ada yang menyuruh.minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatuhubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu diluar diri.Semakinkuat atau dekat hubungan tersebut,semakin besar
minat.
F. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
one of the most
cammon problems encountered by teachers involves motivating the student to
learn .too frequently the teacher finds himslef confronted with a student who
will not become an active participant in the proces or education who will not
enter the arena of learning and engage
in the instructional dialogue and who will not focus his mind on the problem or
goal under counsideration in the classroom such a student meritst thr teacher s concern. To the
degree that a student is motivated to
learn, it is likely that he will learn. By the same token to the degree that a
student is not motivated to learn it is unlikely he willdo so.[5]
Pernyataan kedua
tokoh diatas memang beralasan, karena kenyataannya ada di antara anak didik
yang tidak termotivasi untuk belajar atau tidak terlibat secara aktif dalam
kegiatan pengajaran di kelas.Sebagian besar anak didik aktif belajar bersama
dan sebagian kecil anak didik dengan berbagai sikap dan prilaku yang terlepas
dari kegiatan belajar dikelas.kedua kegiatan anak didik bertantangan ini
sebagai gambaran suasana kelas yang kurang kondusif.Guru tidak harus tinggal
diam bila anak didik yang tidak terlibat lansung dalam belajar
bersama.Perhatian harus lebih diarahkan kepada mereka.Usaha perbaikan harus
dilaksanakan agar mereka bergairah belajar.
Menurut
De Decce dan Grawford ( 1974 ) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang
berhubungan dengan cara pemeliharaan dan pengikatan motivasi belajar anak
didik,yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik,memberikan harapan yang
realistis,memberikan insentif,dan mengarahkan prilaku anak ndidik kearah yang
menunjang tercapainya tujuan pengajaran.[6]
1. Menggairahkan
Anak Didik
Dalam
kegiatan rutin di kelas sehari – sehari guru harus berusaha menghindarkan hal –
hal yang monoton dan membosankan.
2. Memberikan
Harapan Realistis.
Guru
harus memelihara harapan – harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi
harapan – harapan yang kurang atau tidak realistis.
3. Member
Insentif.
Bila
anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada
anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya ) atas
keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih
lanjut guna mencapai tujuan – tujuan pengajaran.
4. Mengarahkan
Perilaku anak didik.
Mengarahkan
perilaku anak didik adalah tugas guru. Di sini kepada guru di tuntut untuk
memberikan respon terhadap anak didik yang
tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.
menyarankan
sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan
reorganisasi kelas secara besar-besaran.[7]
1. Pergunakan
pujian verbal
2. Pergunakan
tes dan nilai
3. Membangkitkan
rasa ingi tahu dan hasrat eksplorasi
4. Melakukan
hal yang luar biasa
5. Merangsang
hasrat anak didik
6. Memanfaatkan
apersepsi anak didik
7. Terapkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar
Biasa agar anak didik lebih terlibat dalam
belajar.
8. Minta
kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari Sebelumnya.
Hal ini menguatkan belajar yang lain dan sekaligus menanamkan Suatu penghargaan pada diri anak didik, bahwa
apa yang sedang dipelajarinya
Sekarang, juga berhubungan dengan pengajaran
yang akan datang.
9. Pergunakan
simulasi dan permainan
10. Perkecil
daya tarik sistem motivasi yang bertentangan
11. Perkecilkan
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak.
Didik dari keterlibatannya
dalam belajar,yaitu:
a. Anak didik
kehilangan harga diri karena gagal memahami suatu gagasan atau Memecahkan suatu permasalahan dengan tepat.
b. Dari aspek fisik
anak merasa ketidak nyamanan,seperti duduk terlalu lama,mendengarkan penjelasan
guru dalam ruangan yang akustiknya buruk,melihat kepapan tulis yang terlalu
jauh.
c. Anak didik
prustasi karena tidak mungkin mendapatkan penguatan (reinforcement)
d. Teguran guru
bahwa anak didik tidak mungkin mengerti sesuatu dari bahan peljaran yang
disampaikan.
e. Anak didik harus
berhenti ditengah-tengah aktivitas yang menarik.
f.
Anak didik harus melakukan ujian yang materi
dan gagasan-gagasannya belum pernah diajarkan.
g. Anak
didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi tingkat kemampuannya.
h. Guru tidak
melayani permintaan anak didik akan pertolongan.
i.
Anak didik harus melakukan tes yang
pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat dimengerti atau soal-soalnya terlalu
remeh.
j.
Anak didik tidak dapat umpan balik dari guru.
k. Anak didik harus
belajar dengankecepatan yang sama dengan anak didik lainya yang lebih pandai.
l.
Anak didik harus bersaing dalam situasi dimana
hanya beberapa orang anak didik saja yang dapat sukses menyelsaikan suatu
tugas.
m. Anak
didik di kelompokan dengan anak didi yang kurang pandai di banding dirinya.
n. Anak
didik harus duduk mendengarkan presentasi (penjelasan/keterangan) guru yang
membosankan.
o. Anak
didik harus menghadapi guru yang tidak menaruh perhatian( minat) pada mata
pelajaran yang di ajarkanya.
p. Anak
didik di paksa menyelesaikan tugas yang banyak dengan sedikit waktu yang di
sediakan.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang sudah dipaparkan didepan dapat diambil suatu kesimpulan
diantaranya bahwa;
1.
Motivasi
belajar mutlak harus dimiliki khususnya para siswa dengan berbagai macam cara
yang dapat dilakukan oleh individu sendiri maupun bagi para guru yang memang
membimbingan para murid untuk meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.
2.
Motivasi
yang ada pada diri sorang individu juga dapat meningkatkan prestasi dalam
belajar.
3.
Selain itu
juga motivasi yang ada pada diri individu terdapat dua macam yang pertama dari
dalam diri individu, yang kedua dari luar individu. Yang mana dari keduanya
yang memang harus dikembangkan yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri
individu.
4.
Motivasi
dalam belajar dapat dibentuk dari dalam diri seseorang dengan berbagai hal yang
mendukung untuk menciptakan belajar yang nyaman dan tenang salah satunya adalah
cuaca yang ada diluar diri individu.
b. Saran
Kita
sebagai generasi penerus harus lebih meningkatkan motivasi belajar kita, karena
dengan meningkatkan motivasi belajar maka kita akan menjadi bangsa yang cerdas
yang mampu bersaing dengan Negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Saiful Bahri Djamarah. 2002.
Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta