Rabu, 30 Maret 2016

makalah motivasi belajar

MAKALAH
MOTIVASI BELAJAR
 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat
dalam Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing: Muhammad Nuzli, S.PdI


DISUSUN OLEH KELOMPOK II

1.     FACHRUL ROZIE         :  T.PAI . I . 2013.  099
2.     JAMHUR                         :  T.PAI . I . 2013.  019
3.   REDY HARDIANSYA :  T.PAI . I . 2013.  003

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
SYEKH MAULANA QORI ( SMQ )
TAHUN PEMBELAJARAN 2013 – 2014








PERSETUJUAN DOSEN MATA KULIAH
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan, maka saya berpendapat bahwa makalah atas yang berjudul Konsep Dasar Motivasi Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.
1.      Nama           : FACHRUL ROZIE
NIM             : T.PAI.I.2013. 099
Nama           : JAMHURI
NIM             : T.PAI.I.2013. 019
2.      Nama           : REDY HARDIANSYAH
NIM             : T.PAI.I.2013. 003
Telah dapat diajukan untuk dipresentasikan di ruangan 6.1 / B guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat pada mata kuliah teori be;ajar dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam..
Demikianlah, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Bangko,       Maret 2014
Dosen Mata Kuliah,


            Muhammad Nuzli, S.PdI





KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini.Shalawat dan salam buat junjungan kita Nabi Muhammad, SAW serta keluarga dan sahabat juga pengikut beliau yang setia.
Sudah menjadi kewajiban setiap Mahasiswa dalam perkuliahan membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah, guna untuk memenuhi tugas sebagai salah satu syarat pada mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran PAI.
Penulis telah memilih suatu judul yang menjadi fokus pembahasan yang dilakukan yaitu Konsep Dasar Teori Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari dan mengakui bahwa banyak sekali kesulitan-kesulitan yang penulis temui, namun berkat ketekunan, kesabaran, serta atas bantuan, dorongan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak, alhamdulillah makalah ini dapat disusun dengan sederhana.
Atas segala bantuan, dorongan, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, semoga Allah membalasnya yang setimpal. Penulis sangat berharap kritik dan saran yang konstruktif terhadap isi, sistematika dan lain sebagainya yang terkait dengan makalah ini. Akhirnya penulis berharap agar penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri, amin yaarabbal ‘alamin.
Bangko, ...............................
Penulis,




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
        Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa tetap naik dalam waktu ke waktu, maka setiap siswa harus memiliki keinginan untuk tetap terus belajar. Agar keinginan untuk tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya, maka setiap mahasiswa tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap semangat belajar.

Keseluruhan motif-motif  yang menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini, secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar disini adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.

Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, namun juga oleh seorang guru. Melalui pengetahuan tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi, maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksudkan dengan motivasi belajar?
2.      Bagaimanakah bentuk motivasi intrinsik dan entrinsik?
3.      Bagaimanakah bentuk motivasi ekstrinsik?
4.      Bagaimanakah bentuk prinsip – prinsip motivasi belajar?
5.      Bagaimanakah fungsi motivasi belajar?
6.      Bagaimanakah bentuk - bentuk dalam motivasi belajar?
7.      Bagaimanakah upaya meningkatkan motivasi belajar

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Ingin mengetahui yang dimaksudkan dengan motivasi belajar,
2.      Ingin motivasi intrinsic
3.      Ingin mengetahui motivasi ekstrinsik,
4.      Ingin mengetahui prinsip – prinsip motivasi belajar,
5.      Ingin mengetahui fungsi motivasi belajar,
6.      Ingin mengetahui bentuk - bentuk dalam motivasi belajar.
7.      Ingin mengetahui upaya meningkatkan motivasi  belajar.













BAB II
MOTIVASI BELAJAR

A.     PENGERTIAN MOTIVASI

Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing – masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energy dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

“  Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions”. [1]

“ motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang di tandai dengan timbulnya afekti (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.” [2]

sangat percaya bahwa tingkah laku manusia di bangkitkan dan di arahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. [3]

“ motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan” [4]

Dalam proses belajar, motivasi sangat di perlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan di kerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar diriny merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang di harapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik di perlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.
Sehingga motivasi dapat memberikan semangat yang luar biasa terhadap seseorang untuk berprilaku dan dapat memberikan arah dalam belajarukan sesuatu pekerjaan.

B.      Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Dalam membicarakan soal macam – macam motvasi, hanya akan di bahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang di sebut “ motovasi intrinsic “ dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang di sebut “ motivasi ekstrinsik.
1.      Motivasi intrinsik.

      Yang dimaksud dengan motivasi Intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

      Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar ia akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsic sangat di perlukan, terutama dalam belajar.

      Dorongan untuk belajar bersumber dalam kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut sereonial.

2.      Motivasi Ekstrinsik.

      Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif – motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

      Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak di perlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik di perlukan agar anak didik mau belajar. Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua.




C.      Prinsip – Prinsip Motivasi Belajar.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:

1.      Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar.

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

2.      Motivasi Intrinsik Lebih Utama daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar.

     Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

3.      Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada hukuman.
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

4.      Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar.

Dalam kehidupan, anak didik membutuhkan penghargaan. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar. Guru yang berpengalaman harus dapat memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.

5.      Motivasi dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar.

Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan. Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari mendatang.

6.      Motivasi Melahirkan Prestasi dalam Belajar.

Dari berbagai hasil penilitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik. Anak didik menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesempatan selalu mata pelajaran yang disenangi itu yang dibaca. Ulangan pun dilewati dengan mulus dengan prestasi yang gemilang.

D.      Fungsi Motivasi DalamBelajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sedikit pun tidak bergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Sementara anak didik yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan.
Fungsi motivasi dalam belajar akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:

1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Oleh karena itu, motivasi mempunyai fungsi sebagai pendorong perbuatan siswa.

2.    Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap siswa merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik yang berfungsi sebagai penggerak perbuatan siswa. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dan hukum. Sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai penggerak perbuatan.

3.       Motivasi sebagai pengarah perbuatan.

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi pada anak didik dalam belajar. Segala sesuatu yang menggangu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar.


E.       Bentuk  - Bentuk Motivasi Dalam belajar
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilakusiswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Ada beberapa upaya motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:

1.      Memberi Angka

Angka adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
2.      Hadiah

            Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik lainnya. Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk beasiswa atau dalam bentuk lain seperti alat tulis. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.

3.      Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah dalam belajar. Persaingan, baik dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka setiap anak didik telah terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu melibatkan diri mereka mesing-masing ke dalam aktivitas belajar.

4.      Ego-Involvement.

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

5.      Memberi Ulangan.

Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tidak terprogram, akan membosankan anak didik. Oleh karena itu, ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik dan strategi yang sistematis.
6.      Mengetahui Hasil 
       Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.dengan mengetahui hasil,ananak didik terdorong untuk belajar lebih giat.apalagi bila hasil belajar itu mengalami kemajuan,anak didikberusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya  guna mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester atau catur wulan berikutnya.
   Bagi anak didik yang menyadari betapa besarnya nilai sebuah prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar yang melebihi prestasi belajar yang diketahui sebelumnya.prestasi belajar yang rendah menjadi anak didik giat belajar untuk memperbaikinya.sikap seperti itu bisa terjadi bila anak didikmerasa rugi mendapat prestasi belajar yang tidak sesuai dengan harapan.mungkin juga anak didik frustasi dengan nilai yang rendah itu,sehingga malas belajar.tetapi dengan sikap anak didik yang siap menerima prestasi belajar yang rendah,disebabkan kesalahan belajar,dia akan berjiwa besar dan berusaha memperbaikinya dengan lebih optimal,bukan asal-asalan.
7.      Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi.Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah.Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja,bukan di buat – buat atau bertantangan sama sekali dengan hasil kerja anak didik.
Seorang yang senang dipuji atas hasil pekerjaan yang telah mereka selsaikan.Dengan pujian yang diberikan akan membesarkan jiwa seseorang.Dia akan mengerjakannya.Demikian juga dengan anak didik ,akan lebih bergairah belajar bila hasil hasil pekerjaannya dipuji dan diperhatikan.Banyak anak didik yang iri terhadap anak didiktertentu yang lebih banyak mendapat pujian dan perhatian yang ekstra dari guru.Mereka malas belajar karena menganggap guru pilih kasih dalam melampiaskan kasih sayang.Sikap anak didik ini harus diredam dengan menempatkan anak didiki secara profesional.Pujian harus dilakukan secara merata kepada anak didik sebagai individu,bukan kepada yang cantik atau yang pintar.Dengan begitu anak didik tidak antipati terhadap guru,tetapi merupakan figur yang disenangi dan dikagumi.
8.      Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif,tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif,bukan karena dendam.Pendekatan edukatif dimaksud disini sebagai hukuman yang mendidik dan tujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang di anggap salah.Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu,anak didik tidak akan kesalah atau pelanggaran.Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran,akan lebih baik bila anak didik berhenti melakukukannya dihari mendatang.
9.      Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar ada unsur kesengajaan,ada maksud untuk belajar.Hal ini akan lebih baik bila di bandingkan dengan segala kegiatan tanpa maksud.Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik dari pada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar.
                        Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia didalam diri anak didik.potensi itu harus ditumbuh suburkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung utamanya.Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan disini,agar hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi prilaku belajar.
                        Disekolah cukup banyak anak didik yang berhasrat untuk mengembangkan potensi diri,tetapi karena lingkungan yang tersedia kurang kreatif,maka tidak ada dukungan bagi anak untuk mengembangkan minat,bakat dan kemampuannya.Jadilah dia anak didik yang pasif,menyerah pada keadaan.Motivasi keilmuan yang seharusnya bergelora menjadi redup,hanya karena hasratnya untuk belajar tidak terayomi.

10.  minat
Minat adalah kecenderungany ang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan  aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.dengan kata lain,mina adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktiitas,tanpa ada yang menyuruh.minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatuhubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.Semakinkuat atau dekat hubungan tersebut,semakin besar minat.

F.     Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
one of the most cammon problems encountered by teachers involves motivating the student to learn .too frequently the teacher finds himslef confronted with a student who will not become an active participant in the proces or education who will not enter the arena of  learning and engage in the instructional dialogue and who will not focus his mind on the problem or goal under counsideration in the classroom such a student  meritst thr teacher s concern. To the degree  that a student is motivated to learn, it is likely that he will learn. By the same token to the degree that a student is not motivated to learn it is unlikely he willdo so.[5]
Pernyataan kedua tokoh diatas memang beralasan, karena kenyataannya ada di antara anak didik yang tidak termotivasi untuk belajar atau tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan pengajaran di kelas.Sebagian besar anak didik aktif belajar bersama dan sebagian kecil anak didik dengan berbagai sikap dan prilaku yang terlepas dari kegiatan belajar dikelas.kedua kegiatan anak didik bertantangan ini sebagai gambaran suasana kelas yang kurang kondusif.Guru tidak harus tinggal diam bila anak didik yang tidak terlibat lansung dalam belajar bersama.Perhatian harus lebih diarahkan kepada mereka.Usaha perbaikan harus dilaksanakan agar mereka bergairah belajar.
Menurut De Decce dan Grawford ( 1974 ) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan pengikatan motivasi belajar anak didik,yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik,memberikan harapan yang realistis,memberikan insentif,dan mengarahkan prilaku anak ndidik kearah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.[6]
1.      Menggairahkan Anak Didik
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari – sehari guru harus berusaha menghindarkan hal – hal yang monoton dan membosankan.
2.      Memberikan Harapan Realistis.
Guru harus memelihara harapan – harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi harapan – harapan yang kurang atau tidak realistis.
3.      Member Insentif.
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya ) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan – tujuan pengajaran.
4.      Mengarahkan Perilaku anak didik.
Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Di sini kepada guru di tuntut untuk memberikan respon terhadap anak didik  yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas.

menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran.[7]

1.      Pergunakan pujian verbal
2.      Pergunakan tes dan nilai
3.      Membangkitkan rasa ingi tahu dan hasrat eksplorasi
4.      Melakukan hal yang luar biasa
5.      Merangsang hasrat anak didik
6.      Memanfaatkan apersepsi anak didik
7.      Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luar
 Biasa agar anak didik lebih terlibat dalam belajar.
8.      Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari Sebelumnya. Hal ini menguatkan belajar yang lain dan sekaligus menanamkan  Suatu penghargaan pada diri anak didik, bahwa apa yang sedang dipelajarinya
 Sekarang, juga berhubungan dengan pengajaran yang akan datang.
9.      Pergunakan simulasi dan permainan
10.  Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan
11.  Perkecilkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap anak.
                Didik dari keterlibatannya dalam belajar,yaitu:

a.      Anak didik kehilangan harga diri karena gagal memahami suatu gagasan atau    Memecahkan suatu permasalahan dengan tepat.

b.      Dari aspek fisik anak merasa ketidak nyamanan,seperti duduk terlalu lama,mendengarkan penjelasan guru dalam ruangan yang akustiknya buruk,melihat kepapan tulis yang terlalu jauh.

c.       Anak didik prustasi karena tidak mungkin mendapatkan penguatan (reinforcement)

d.      Teguran guru bahwa anak didik tidak mungkin mengerti sesuatu dari bahan peljaran yang disampaikan.

e.       Anak didik harus berhenti ditengah-tengah aktivitas yang menarik.

f.        Anak didik harus melakukan ujian yang materi dan gagasan-gagasannya belum pernah diajarkan.

g.       Anak didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi tingkat kemampuannya.

h.      Guru tidak melayani permintaan anak didik akan pertolongan.

i.         Anak didik harus melakukan tes yang pertanyaan-pertanyaannya tidak dapat dimengerti atau soal-soalnya terlalu remeh.

j.         Anak didik tidak dapat umpan balik dari guru.

k.       Anak didik harus belajar dengankecepatan yang sama dengan anak didik lainya yang lebih pandai.

l.         Anak didik harus bersaing dalam situasi dimana hanya beberapa orang anak didik saja yang dapat sukses menyelsaikan suatu tugas.

m.    Anak didik di kelompokan dengan anak didi yang kurang pandai di banding dirinya.

n.      Anak didik harus duduk mendengarkan presentasi (penjelasan/keterangan) guru yang membosankan.

o.      Anak didik harus menghadapi guru yang tidak menaruh perhatian( minat) pada mata pelajaran yang di ajarkanya.

p.      Anak didik di paksa menyelesaikan tugas yang banyak dengan sedikit waktu yang di sediakan.





































BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan

Dari pembahasan yang sudah dipaparkan didepan dapat diambil suatu kesimpulan diantaranya bahwa;
1.         Motivasi belajar mutlak harus dimiliki khususnya para siswa dengan berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh individu sendiri maupun bagi para guru yang memang membimbingan para murid untuk meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.
2.         Motivasi yang ada pada diri sorang individu juga dapat meningkatkan prestasi dalam belajar.
3.         Selain itu juga motivasi yang ada pada diri individu terdapat dua macam yang pertama dari dalam diri individu, yang kedua dari luar individu. Yang mana dari keduanya yang memang harus dikembangkan yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu.
4.         Motivasi dalam belajar dapat dibentuk dari dalam diri seseorang dengan berbagai hal yang mendukung untuk menciptakan belajar yang nyaman dan tenang salah satunya adalah cuaca yang ada diluar diri individu.
b.      Saran
Kita sebagai generasi penerus harus lebih meningkatkan motivasi belajar kita, karena dengan meningkatkan motivasi belajar maka kita akan menjadi bangsa yang cerdas yang mampu bersaing dengan Negara lain.



DAFTAR PUSTAKA

Saiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta










[1] Mc. Donald (dalam Djamarah, 2008: 148)
[2] Oemar Hamalik, ( 1992 : 173 )
[3] Maslow  ( 1943, 1970 )
[4] Dalyono (2009: 57)
[5] Tyson dan corrol(1970)
[6] De Decce dan Grawford ( 1974 )
[7] Gage dan Berliner ( 1979 ),French dan Raven ( 1959 )