BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Saat guru berdiri dalam kelas dan
memulai bercerita kepada murid-murid tentang mata pelajaran, tentunya guru
berharap murid antusias dengan pelajaran yang diterangkannya. Guru menatap mata
siswa satu persatu dan memperkirakan kemampuan mereka dalam menangkap bahan
pelajaran yang diberikan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu pemberian
motivasi kepada siswanya. Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses
belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada
siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan
hasrat untuk belajar lebih baik.
Pada hakekatnya inti dari pendidikan di
sekolah adalah proses belajar mengajar. Semua pihak yang tersangkut di dalamnya,
baik kepala sekolah, guru, konselor, siswa, petugas lainnya maupun orang tua
siswa sangat mengharpkan terjadinya proses belajar mengajar yang optimal.
Terjadinya proses belajar yang optimal, diharapkan siswa akan mampu meraih
prestasi yang tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan sistem
pengajarannya, disekolah juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar.
B.
Rumusan Masalah
1. Adakah
pengaruh motivassi belajar terhadap hasil belajar.
2. Seberapa
besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
2.
Untuk mengetahui besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Motivasi Dan Motivasi Belajar
Motivasi adalah usaha yang didasari
untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan
tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald dalam H
Nashar, 2004:39). Tetapi menurut Clayton Aldelfer dalam H.Nashar (20004:42)
motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakuka kegiatan belajar
yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar juga merupakan
kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu
berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar,
2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang
menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau mencapai tujuan,
sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi
psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada
gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi
dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
1. Motivasi
Ontrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu
diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan orang yang terididik, yang berpengetahuan,
yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju yang
ingin dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan. Kebutuhan yang
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengathuan. Jadi,
memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara
esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.
2. Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang
aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa
motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan besar
keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen
lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga
diperlukan motivasi ekstrinsik.
C.
Fungsi Motivasi
Dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar
yang optimal, maka diperlukan adanya motivasi. Perlu ditekankan bahwa motivasi
bertalian dengan suatu tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga
fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat.
Jadi, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal
ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah
tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan. Apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Dalam hal ini Sardiman (1986 : 91-94)
mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan guru dalam
menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain :
a. Memberi
Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari
nilai kegiatan siswa. Angka-angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang
sangat kuat, tetapi juga banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin naik
kelas saja.
Yang perlu diingat oleh guru, bahwa
pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati.
Oleh karena itu guru harus mencari solusi bagaimana cara memberikan angka yang
terkait dengan nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan, sehingga tidak
hanya nilai kognitif saja, melainkan juga keterampilan dan apektifnya.
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai
motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan
mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
untuk pekerjaan tersebut.
c. Saingan
atau Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan
sebagai alat motivasi belajar siswa. Persaingan antar individu maupun kelompok
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Memberi
Ulangan atau Tes
Para siswa akan menjadi giat belajar
kalau mengetahui akan ada ulangan. Yang harus diingat oleh guru jangan terlalu
sering memberi ulangan, hendaknya bila akan ulangan harus diberitahukan
terlebih dahulu.
D.
Bentuk-Bentuk
Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis
motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian
motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Dengan demikian
bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :
1. Motivasi
dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-motif
bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini tanpa
dipelajari.
b. Motif-motif
yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi
jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti
refelks, instink, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motif rohaniah,
yaitu kemauan
E.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Ada empat faktor yang mempengaruhi
perkembangan motivasi belajar, yaitu lingkungan budaya, keluarga, sekolah dan
siswa itu sendiri. Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi orang tua atau
sistem peringkat di sekolah. Memaksa siswa menerima beban melebihi kapasitasnya
tentu saja membuat siswa berkembang secara tidak sehat. Keinginan menciptakan
siswa ”hebat” justru bisa menghasilkan siswa yang bermasalah.
Motivasi sebagai faktor utama dalam
belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan
belajar. Menurut hasil penelitian melalui observasi langsung,bahwa kebanyakan
siswa yang besar motivasinya akan giat berusaha,tampak gagah,tidak mau
menyerah, serta giat membaca untuk meningkatkan hasil belajar serta memecahkan
masalah yang dihadapinya. Sebaliknya mereka yang memiliki motivasi rendah,
tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada
pembelajaran yang akibatnya siswa akan mengalami kesulitan belajar.
Motivasi menggerakan individu,
mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna
bagi kehidupan idividu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengaapa
individu berbuat sesuatu karaena motivasi individu yidak dapat diamati secara
langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu
dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi mendekati
kebenaran apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan.
F.
TEORI-TEORI
MOTIVASI DALAM BELAJAR
1. Teori
Kebutuhan
Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan :
a. Kebutuhan
Pencapaian: Dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras
untuk berhasil. Individu dengan kebutuhan ini lebih menyukai situasi-situasi
pekerjaan yang memiliki tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan resiko tingkat
menengah. Ketika karakteristik-karakteristik ini merata, individu yang
berprestasi tinggi akan sangat termotivasi.
b. Kebutuhan
Kekuatan (nPow): Keinginan untuk memiliki pengaruh, dan mengendalikan individu
lain. Individu dengan nPow tinggi suka bertanggung jawab, berjuang untuk
mempengaruhi individu lain, senang ditempatkan dalam situasi yang kompotitif
dan berorientasi status, serta cendrung lebih khawatir dengan wibawa.
c. Kebutuhan
Hubungan: Keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar personal yang ramah dan
akrab. Kebutuhan ini mendapatkan perhatian yang paling sedikit dari para
peneliti. Individu dengan motif hubungan yang tinggi berjuang untuk
persahabatan, lebih menyukai situasi-situasi yang kooperatif dari pada
situasi-situasi yang kompetitif dan menginginkan hubungan-hubungan yang
melibatkan tingkat pengertian mutual yang tinggi.
2. Teori
Efektifitas Diri
Teori Efektifitas diri (
Self-Efficacy yang juga dikenal sebagai teori kognisi social atau
teori pembelajaran social ) Merujuk padan keyakinan individu bahwa ia mampu
mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi efektifitas diri individu, semakin tinggi
rasa percaya diri yang ia miliki dalam kemampuan untuk berhasil dalam suatu
tugas. Jadi, dalam situasi-situasi sulit, individu merasa bahwa individu
yang memiliki efektifitas diri rendah cenderung mengurangi usaha atau menyerah,
sementara individu dengan efektifitas diri tinggi akan berusaha lebih keras
untuk mengalahkan tantangan.
Selain itu, individu yang memiliki
efektifitas diri yang tinggi tampak merespon umpan balik negative dengan usaha
dan motivasi yang lebih tinggi, sementara individu dengan efektifitas diri
rendah cenderung mengurangi usaha ketika diberi umpan balik negative.
a. Teori
Penguatan ( Reinforcement Theory )
Dalam teori ini mempunyai sebuah
pendekatan perilaku, yang menunjukkan bahwa penguatan mempengaruhi
perilaku. Teori ini mengabaikan keadaan batin individu dan hanya
terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
b. Teori
Keadilan
Menyatakan bahwa individu cenderung
membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan –
masukan dan hasil pekerjaan orang lain dan kemudian merespon untuk
menghilangkan ketidakadilan.
c. Teori
Harapan.
Menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari
suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan
pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
3. Teori
ini berfokus pada tiga hubungan :
a. Hubungan
usaha–Kinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang mengeluarkan
sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
b. Hubungan
kinerja-Penghargaan. Tingkat sampai mana individu tersebut yakin bahwa bekerja
pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan.
c. Hubungan
penghargaan–Tujuan pribadi. Tingkat sampai mana penghargaan-penghargaan yang
diberikan memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau kebutuhan-kebutuhan seorang
individu dan daya tarik dari penghargaan- penghargaan potensial bagi individu
tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Motivasi memegang peranan yang penting
dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan motivasi yang
baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri siswa atau anak akan timbul
dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan motivasi yang baik dan
sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan yang hendak
dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu
menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai
akibat pengaruh negative dari luar diri siswa.Berdasarkan definisi-definisi
para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk
melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai fasilitator,
motivator dan inspirator dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas,
sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak didiknya, akan terbuka. Semua
kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena anak-anak didik kita
memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-potensinya. Karena
ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah pemandu spiritual
untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak didik kita.
B. Kritik Dan Saran
1. Dengan
adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut maka diharapakan
penambahan fasilitas.
2. Siswa
hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi
non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya,
seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku
referensi.
3. Diharapkan
siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan
pendapatnya dimuka umum. Sekian terima kasih...
DAFTAR PUSTAKA
Ø Ali,Mohammad.1998.Penelitian
Kependidikan Prosedur Dan Strategi.Bandung:Angkasa.
Ø Arikunto,Suharsimi.1998.Prosedur
Penelitian.Jakarta:Rieneka Cipta.
Ø Arikunto,Suharsimi.2002.Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rieneka Cipta.
Ø Dimyati
dan Mudjiono,1994.Belajar DanPembelajaran.Jakarta:Depdikbud.
Ø Djamarah,Syaiful
Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.
Ø Hamalik,Oemar.2003.Prosedur
Beljar Mengajar.Jakarta Bumi Aksara.
Ø Nashar.Drs.2004.Peranan Motivasi
dan Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran.Jakarta:Delia press.
Ø Sardiman,A.M.2000.Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
Ø Sudjana,Nana.1996.Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar