Sabtu, 11 Juli 2015

makalah tipe tipe kepemimpinan sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil.
B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian supervisi
2.      Bagaimana Bentuk Tife Tife Kepemimpinan Sekolah
3.      Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan Sekolah
4.      Prinsip Dan Aspek Aspek Supervisi




BAB I
PEMBAHASAN
A.      PENGERTIAN SUPERVISI
Pengertian supervisi Menurut Beberapa hal : 
Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
Secara sematik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar danbelajar pada khususnya. Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. 

B.       TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Kualitas sekolah pertama-tama ditentukan oleh faktor pemimpin. Pimpinan sekolah terdiri dari dinas pendidikan, yayasan, kepala sekolah dan komite sekolah.
Ibarat tubuh manusia, pemimpin adalah otaknya. Otak adalah bagian utama yang membuat seluruh organ tubuh berfungsi. Otak memungkinkan seluruh tubuh melakukan suatu pekerjaan, menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan sesuai ide sang otak. Bahkan selagi otak berfungsi dengan baik, seseorang dapat bepergian ke mana saja meski tidak memiliki tangan dan kaki.
Sebagaimana otak manusia yang dipilahkan ke dalam tipe genius, cerdas, normal dan bawah normal, kualitas pimpinan sebagai “otak sekolah” juga beragam. Ada pemimpin sekolah yang cerdas, kreatif, dan penuh tanggung jawab, tapi ada pula yang kurang kreatif, kurang cerdas dan kurang bertanggung jawab.
Pemimpin bertugas untuk membimbing dan mengarahkan bawahan agar bekerja sesuai tujuan sekolah. Oleh karena itu, pemimpin sekolah dituntut memiliki keberanian dan kemampuan menggerakkan bawahan, siswa dan wali murid agar arahan dan instruksinya didengar dan dilaksanakan. Secara sederhana, tipe kemepimpinan sekolah dapat dipetakan sebagaimana baganberikut. http://3.bp.blogspot.com/_wkXc31LPQSE/S_HE8ZSGwOI/AAAAAAAAANI/wCvwEAK7xWg/s200/TIPE.jpg
1. Tipe Tim Leader/Pemimpin Profesional
Ini adalah tipe paling ideal. Pemimpin tipe ini fokus pada tujuan sekolah dan mampu menjalin hubungan baik dengan seluruh stake holder sekolah.
Team Leader sekolah haruslah orang yang paling paham tujuan, cara dan langkah-langkah mencapai target program dan target kerja secara terprogram, mensupervisi dan mengevaluasi, serta mempertanggung jawabkannya dalam bentuk laporan kerja.
Melalui seperangkat program kerja, tim leader berani dan mampu mengendalikan dan mengarahkan guru, pegawai, siswa dan wali murid untuk mencapai tujuan sekolah.
Kemampuannya menjalin hubungan baik dengan bawahan dan seluruh stake holder memungkinkan kerjasama yang kompak dan penuh kesadaran. Tipe ini mirip pola kepemimpinan tim sepak bola. Setiap tim biasanya memiliki kapten yang bertugas pengatur tim. Sebagai pemimpin, kapten sepak bola juga turut bermain dengan baik.
Karakteristik dan pola kepemimpinan team leader di sekolah adalah sebagai berikut.
a. Team leader adalah guru terbaik di sekolah. Dia mampu memberikan contoh terbaik bagaimana menyusun program, rencana pembelajaran berikut instrumen yang diperlukan. Dia juga paling mampu memberi contoh pembelajaran terbaik.
b. Kelebihan itu memungkinkannya mampu mensupervisi dan mengevaluasi kinerja bawahannya.
c. Hubungan baik dan kesamaan pandangan memungkinkan semua orang bekerja sama secara kompak.
d. Dia juga harus memiliki kelebihan lain, terutama dalam hal kepemimpinan, managemen dan administrasi, sehingga mampu mengendalikan pengelolaan sekolah sesuai garis kebijakan dan tujuan yang ditetapkan.
Tipe ini memerlukan kesamaan pandangan, kemampuan dan semangat juang seluruh tim, sehingga tugas dapat dibagi merata.
2. Tipe Pemimpin Idealis
Ini adalah tipe paling umum. Pemimpin idealis adalah orang yang fokus pada tujuan, hingga kadang kurang menjalin hubungan baik dengan semua komponen sekolah.
Kepemimpinan tipe idealis merupakan yang paling umum di sekolah-sekolah rintisan yang maju. Mereka mampu mencapai hasil bahkan lebih baik dari tipe tim leader.
Fokus pada tujuan menjadikan guru dan pegawai harus bekerja keras. Akibatnya, mereka kadang merasa berat dan tertekan ketika berada di bawah pemimpin idealis yang sarat dengan target kerja betapaun kondisi dan kemampuan bawahannya.
Tipe ini mengacu pada tipe kepemimpinan birokrasi, militer dan perusahaan yang dihadapkan pada target kerja yang ketat. Tipe ini cocok untuk sekolah rintisan atau sedang bermasalah. Pemimpin yang tegas diperlukan ketika berhadapan dengan situasi yang tidak solid, tidak efektif atau terancam.
3. Tipe Nyantai
Ini adalah tipe kepemimpinan yang buruk dan paling umum terjadi di sekolah-sekolah pedesaan. Kepala sekolah memiliki jalinan hubungan baik dengan bawahan, siswa dan wali murid tetapi bukan dalam konteks memuluskan tercapainya tujuan sekolah.
Kepala sekolah semacam ini biasanya paling disukai bawahan. Meski tidak efektif, suasana sekolah biasa terasa kompak, karena hubungan baik tersebut lebih menonjol dari segi hubungan pertemanan, bukan relasi profesional.
Ciri paling umum dari tipe kepala sekolah ini adalah:
a. Guru paling berpengaruh di sekolah karena kemampuan berkomunikasinya, meski sebenarnya bukan guru terbaik. Penguasaan konsep kerja sepenggal-penggal, tapi banyak berbicara meski sebenarnya tidak fokus.
b. Penguasaan managemen, administrasi, dan didaktik-metodik rendah, bahkan di bawah guru kebanyakan. Akibatnya, dia tidak mampu melaksanakan tugas-tugas supervisi, evaluasi, apalagi membimbing guru yang lain.
c. Kualitas kepemimpinan (leadership) rendah dan instan, sehingga disertai dengan terjadi kepemimpinan terbalik. Kepala sekolah justeru segan dan tidak berani memberi instruksi pada bawahan, padahal seharusnya bawahan yang segan kepadanya.
d. Kemampuan berinteraksi dengan guru, siswa dan wali murid sangat baik, hingga sering kali mampu menutupi kelemahan sekolah.
4. Tipe Gambar/Simbul
Ini adalah tipe kepemimpinan paling buruk, tetapi banyak juga sekolah yang dipimpin oleh pemimpin semacam ini. Pemimpin hanya berperan sebagai gambar/simbul.
Keberadaannya seolah hanya sebagai syarat kelengkapan saja. Kepemimpinan semacam ini dapat dijumpai pada pemimpin sekolah dengan ciri-ciri:
a. Jarang berbicara mengenai urusan riil di sekolah, karena tidak memiliki konsep pengelolaan sekolah (zero vision) dan fokus pemikirannya tidak ke sekolah.
b. Yang paling banyak dikerjakan biasanya hanya tanda tangan, karena secara riil tidak menguasai tugasnya, baik edukatif, managerial hingga administratif.
c. Pada dasarnya dia lebih nyaman berada di luar sekolah, dan merasa kurang hidup saat berada di sekolah.
d. Cenderung pasrah dan biasa mewakilkan tugas sepenuhnya pada orang lain.
e. Suka menghindari supervisi, evaluasi dan kurang suka ikut pelatihan (managamen, administrasi dan pembelajaran).
f. Kurang suka melakukan rapat dan evaluasi dengan guru, pegawai maupun stake holder sekolah yang lain, karena tidak tahu apa yang harus dibahas.
C.   PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
      a. PENGERTIAN PEMIMPIN
          1.   Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
            2.   Robert Tanembaum
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
      
            3.   Prof. Maccoby
Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
           4.  Lao Tzu
Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
            5.   Davis dan Filley
Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
      b.  PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
1. Pertama       tahu; Terry; Hoyt (wer Kartono, 2003) 
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
                  2.  Young (dalam Kartono, 2003) 
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
3. Ketiga       Moejiono (2002)
Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
            4.      George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
      Ordway Tahu  (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
                  6      Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
7.     Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
8.     William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
9.   Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
10.   Dr. Thomas Gordon  "Grup Centered Leadership". Sebuah cara untuk melepaskan kekuatan kreatif dari kelompok.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.
D.   PRINSIP DAN ASPEK SUPERVISI
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran ( Sudrajat, 2010).  
Namun dalam pelaksanaannya, supervisi tidak hanya berorientasi pada hasil namun juga memperhatikan proses pencapaian tujuan agar dalam pencapaian tujuan bersama tidak ada aspek-aspek yang terpinggirkan dan kurang berkembang. Harapan supervisi adalah seluruh aspek yang berperan dalam peningkatan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dapat berkembang secara sinkron dan menyeluruh sehingga dapat mendukung satu sama lain sehingga akan mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Akhmat Sudrajat (2010) spervisi ditujukan pada dua aspek yaitu manajerial dan akademik. Supervisi manajerial di sekolah berhubungan dengan sistem pengelolaan sekolah dan administrasinya, sedangkan supervisi akademik berkaitan dengan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas.
Dalam supervisi akademik, Tahalele ( 1979 ) menyebutkan bahwa supervisi harus memenuhi prinsip:
1.  Harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan Self evaluation
2.  Supervisi harus berdasarkan kenyataan
3.  Supervisi Harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru
4.  Supervisi harus Ilmiah, sistematis, objektif dan menggunakan instrumen
5.  Supervisi tidak boleh mencari-cari kesalahan guru
Dalam pelaksanaannya supervisi dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dengan supervisi individual dengan tipe Laisses Faire, tipe Coersive, tipe training dan guidance atau tipe demokratis. Ataupun supervisi kelompok  kelompok dengan berbagai teknik seperti orientasi guru baru, rapat guru, studi kelompok antar guru, diskusi, workshop, ataupun sharring experience haruslah mengacu pada aspek-aspek supervisi. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam supervisi dapat diamati pada tabel berikut:

No
Personal
Meliputi subyek yang terlibat dalam suatu situasi supervisi
Material
Mencakup segala benda baik yang bersifat hard ware maupun soft ware yang didayagunakan untuk memperlancar proses pembelajaran
Operasional
Mencakup aktivitas individu dan kelompok yang terlibat dalam suatu situasi dengan mendayagunakan segala sumber yang ada guna mencapai tujuan pendidikan
1
Kepala Sekolah
Kurikulum, program pendidikan, kebijakan sekolah
Proses mengajar guru, kerjasama sekolah dengan instansi lain, kepemimpinan kepala sekolah
2
Guru
Buku Pelajaran, kemampuan profesional guru, sarana prasarana mengajar
Proses belajar siswa, kehadiran dan aktivitas guru, kerjasama guru,
3
Karyawan
Komputer, data dan statistik sekolah, surat menyurat
Proses administrasi sekolah, pembukuan, surat menyurat, laporan sekolah, rumah tangga sekolah
4
Pengawas
Sarana Prasarana
Pelaksanaan evaluasi, kualitas hubungan interpersonal



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah Sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembanga ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan  pendidikan.
Sedangkan sifat dan konsep kepemimpinan itu ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu: tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, jenis pekerjaan atau lembaga yang dipimpinnya, sifat-sifat dan kepribadiannya, sifat-sifat dan kepribadian pengikutnya, serta kekuatan-kekuatan yang dimilikinya.
B.  Kritik Dan Saran
        Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Tulisan ini tentu amat sangat sederhana mengingat kajian yang saya lakukan belumlah sempurna oleh karena itu tulisan ini perlu banyak kritik dan masukan sehingga menjadi satu karya tulis ilmiah yang dapat bermanfaat bagi pengembangan lembaga pendidikan Islam. Saya banyak berharap para pembaca yang budiman dapat  memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.  


DAFTAR PUSTAKA

Ø  http://kampus pendidikan.blogspot.com/2010/05/tipe-tipe-kepemimpinan sekolah.html
Ø  http://kepemimpinan-fisipuh. blogspot.com/2009/03/ definisi pemimpin. html  diakses pada tanggal 20 Februari 2014.
Ø  http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/definisikepemimpinan .html diakses pada tanggal 20 Februari 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar