BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan
mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa
pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang
menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat
menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan
organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya
kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah
di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami teori
organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara
struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan
sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Pengertian supervisi
2. Bagaimana Bentuk Tife Tife Kepemimpinan Sekolah
3. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan Sekolah
4. Prinsip Dan Aspek Aspek Supervisi
BAB I
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SUPERVISI
Pengertian supervisi Menurut Beberapa hal
:
Arti Supervisi menurut asal usul
(etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam
perkataan itu ( semantik).
Secara morfologis, Supervisi berasal dari
dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan
vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang
berposisi diatas, pimpinan – terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih
human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih
banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi
dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
Secara sematik, Supervisi
pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke
arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar danbelajar pada khususnya. Secara Etimologi, supervisi
diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di
bidang pendidikan.
B. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Kualitas sekolah pertama-tama ditentukan
oleh faktor pemimpin. Pimpinan sekolah terdiri dari dinas pendidikan, yayasan,
kepala sekolah dan komite sekolah.
Ibarat tubuh manusia, pemimpin adalah
otaknya. Otak adalah bagian utama yang membuat seluruh organ tubuh berfungsi.
Otak memungkinkan seluruh tubuh melakukan suatu pekerjaan, menghasilkan sesuatu
atau mencapai suatu tujuan sesuai ide sang otak. Bahkan selagi otak berfungsi
dengan baik, seseorang dapat bepergian ke mana saja meski tidak memiliki tangan
dan kaki.
Sebagaimana otak manusia yang dipilahkan ke
dalam tipe genius, cerdas, normal dan bawah normal, kualitas pimpinan sebagai
“otak sekolah” juga beragam. Ada pemimpin sekolah yang cerdas, kreatif, dan
penuh tanggung jawab, tapi ada pula yang kurang kreatif, kurang cerdas dan
kurang bertanggung jawab.
Pemimpin bertugas untuk membimbing dan
mengarahkan bawahan agar bekerja sesuai tujuan sekolah. Oleh karena itu,
pemimpin sekolah dituntut memiliki keberanian dan kemampuan menggerakkan
bawahan, siswa dan wali murid agar arahan dan instruksinya didengar dan
dilaksanakan. Secara sederhana, tipe kemepimpinan sekolah dapat dipetakan
sebagaimana baganberikut.
1. Tipe Tim Leader/Pemimpin Profesional
Ini adalah tipe paling ideal. Pemimpin tipe
ini fokus pada tujuan sekolah dan mampu menjalin hubungan baik dengan seluruh stake
holder sekolah.
Team Leader sekolah haruslah orang yang
paling paham tujuan, cara dan langkah-langkah mencapai target program dan
target kerja secara terprogram, mensupervisi dan mengevaluasi, serta
mempertanggung jawabkannya dalam bentuk laporan kerja.
Melalui seperangkat program kerja, tim
leader berani dan mampu mengendalikan dan mengarahkan guru, pegawai, siswa dan
wali murid untuk mencapai tujuan sekolah.
Kemampuannya menjalin hubungan baik dengan
bawahan dan seluruh stake holder memungkinkan kerjasama yang kompak dan
penuh kesadaran. Tipe ini mirip pola kepemimpinan tim sepak bola. Setiap tim
biasanya memiliki kapten yang bertugas pengatur tim. Sebagai pemimpin, kapten
sepak bola juga turut bermain dengan baik.
Karakteristik dan pola kepemimpinan team
leader di sekolah adalah sebagai berikut.
a. Team leader adalah guru terbaik di sekolah.
Dia mampu memberikan contoh terbaik bagaimana menyusun program, rencana
pembelajaran berikut instrumen yang diperlukan. Dia juga paling mampu memberi
contoh pembelajaran terbaik.
b. Kelebihan itu memungkinkannya mampu mensupervisi
dan mengevaluasi kinerja bawahannya.
c. Hubungan baik dan kesamaan pandangan memungkinkan
semua orang bekerja sama secara kompak.
d. Dia juga harus memiliki kelebihan lain,
terutama dalam hal kepemimpinan, managemen dan administrasi, sehingga mampu
mengendalikan pengelolaan sekolah sesuai garis kebijakan dan tujuan yang
ditetapkan.
Tipe ini memerlukan kesamaan pandangan,
kemampuan dan semangat juang seluruh tim, sehingga tugas dapat dibagi merata.
2. Tipe Pemimpin Idealis
Ini adalah tipe paling umum. Pemimpin
idealis adalah orang yang fokus pada tujuan, hingga kadang kurang menjalin
hubungan baik dengan semua komponen sekolah.
Kepemimpinan tipe idealis merupakan yang
paling umum di sekolah-sekolah rintisan yang maju. Mereka mampu mencapai hasil
bahkan lebih baik dari tipe tim leader.
Fokus pada tujuan menjadikan guru dan
pegawai harus bekerja keras. Akibatnya, mereka kadang merasa berat dan tertekan
ketika berada di bawah pemimpin idealis yang sarat dengan target kerja betapaun
kondisi dan kemampuan bawahannya.
Tipe ini mengacu pada tipe kepemimpinan
birokrasi, militer dan perusahaan yang dihadapkan pada target kerja yang ketat.
Tipe ini cocok untuk sekolah rintisan atau sedang bermasalah. Pemimpin yang
tegas diperlukan ketika berhadapan dengan situasi yang tidak solid, tidak
efektif atau terancam.
3. Tipe Nyantai
Ini adalah tipe kepemimpinan yang buruk dan
paling umum terjadi di sekolah-sekolah pedesaan. Kepala sekolah memiliki
jalinan hubungan baik dengan bawahan, siswa dan wali murid tetapi bukan dalam
konteks memuluskan tercapainya tujuan sekolah.
Kepala sekolah semacam ini biasanya paling
disukai bawahan. Meski tidak efektif, suasana sekolah biasa terasa kompak,
karena hubungan baik tersebut lebih menonjol dari segi hubungan pertemanan,
bukan relasi profesional.
Ciri paling umum dari tipe kepala sekolah
ini adalah:
a. Guru paling berpengaruh di sekolah karena kemampuan
berkomunikasinya, meski sebenarnya bukan guru terbaik. Penguasaan konsep kerja
sepenggal-penggal, tapi banyak berbicara meski sebenarnya tidak fokus.
b. Penguasaan managemen, administrasi, dan
didaktik-metodik rendah, bahkan di bawah guru kebanyakan. Akibatnya, dia tidak
mampu melaksanakan tugas-tugas supervisi, evaluasi, apalagi membimbing guru
yang lain.
c. Kualitas kepemimpinan (leadership) rendah
dan instan, sehingga disertai dengan terjadi kepemimpinan terbalik. Kepala
sekolah justeru segan dan tidak berani memberi instruksi pada bawahan, padahal
seharusnya bawahan yang segan kepadanya.
d. Kemampuan berinteraksi dengan guru, siswa dan wali
murid sangat baik, hingga sering kali mampu menutupi kelemahan sekolah.
4. Tipe Gambar/Simbul
Ini adalah tipe kepemimpinan paling buruk,
tetapi banyak juga sekolah yang dipimpin oleh pemimpin semacam ini. Pemimpin
hanya berperan sebagai gambar/simbul.
Keberadaannya seolah hanya sebagai syarat
kelengkapan saja. Kepemimpinan semacam ini dapat dijumpai pada pemimpin sekolah
dengan ciri-ciri:
a. Jarang berbicara mengenai urusan riil di sekolah,
karena tidak memiliki konsep pengelolaan sekolah (zero vision) dan fokus
pemikirannya tidak ke sekolah.
b. Yang paling banyak dikerjakan biasanya hanya tanda
tangan, karena secara riil tidak menguasai tugasnya, baik edukatif, managerial
hingga administratif.
c. Pada dasarnya dia lebih nyaman berada di luar
sekolah, dan merasa kurang hidup saat berada di sekolah.
d. Cenderung pasrah dan biasa mewakilkan tugas
sepenuhnya pada orang lain.
e. Suka menghindari supervisi, evaluasi dan kurang
suka ikut pelatihan (managamen, administrasi dan pembelajaran).
f. Kurang suka melakukan rapat dan evaluasi dengan
guru, pegawai maupun stake holder sekolah yang lain, karena tidak tahu apa yang
harus dibahas.
C. PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
a. PENGERTIAN PEMIMPIN
1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2. Robert Tanembaum
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi
mencapai tujuan perusahaan.
3. Prof. Maccoby
Pemimpin pertama-tama harus seorang yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius,
dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara
kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide
ketuhanan yang berlainan.
4. Lao Tzu
Pemimpin yang baik adalah seorang yang
membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu.
5. Davis dan Filley
Pemimpin adalah seseorang yang menduduki
suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
b. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
1. Pertama tahu; Terry; Hoyt
(wer Kartono, 2003)
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2. Young (dalam Kartono,
2003)
Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
3. Ketiga Moejiono (2002)
Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan
pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin
(Moejiono, 2002).
4. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri
seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar
dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang
memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
6 Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah
pencapaian tujuan.
7. Hemhill
& Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu
yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin
dicapai bersama (shared goal).
8. William
G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi
kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan.
9. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang
lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
10. Dr. Thomas
Gordon "Grup
Centered Leadership". Sebuah
cara untuk melepaskan kekuatan kreatif dari kelompok.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi
antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan
anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan
dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan
yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan
orang lain dipengaruhi.
D. PRINSIP
DAN ASPEK SUPERVISI
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengawas satuan
pendidikan dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan
lainnya guna meningkatkan mutu dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran ( Sudrajat, 2010).
Namun dalam pelaksanaannya, supervisi tidak hanya berorientasi pada
hasil namun juga memperhatikan proses pencapaian tujuan agar dalam pencapaian
tujuan bersama tidak ada aspek-aspek yang terpinggirkan dan kurang berkembang.
Harapan supervisi adalah seluruh aspek yang berperan dalam peningkatan mutu dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan dapat berkembang secara sinkron dan
menyeluruh sehingga dapat mendukung satu sama lain sehingga akan mempercepat
tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Akhmat Sudrajat (2010) spervisi ditujukan pada dua aspek
yaitu manajerial dan akademik. Supervisi manajerial di sekolah berhubungan
dengan sistem pengelolaan sekolah dan administrasinya, sedangkan supervisi
akademik berkaitan dengan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dalam kelas.
Dalam supervisi akademik, Tahalele ( 1979 ) menyebutkan bahwa
supervisi harus memenuhi prinsip:
1. Harus
memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan Self
evaluation
2. Supervisi harus berdasarkan kenyataan
3. Supervisi
Harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru
4. Supervisi
harus Ilmiah, sistematis, objektif dan menggunakan instrumen
5. Supervisi
tidak boleh mencari-cari kesalahan guru
Dalam pelaksanaannya supervisi dapat dilakukan dengan berbagai
macam metode dengan supervisi individual dengan tipe Laisses Faire, tipe
Coersive, tipe training dan guidance atau tipe demokratis. Ataupun supervisi
kelompok kelompok dengan berbagai teknik seperti orientasi guru
baru, rapat guru, studi kelompok antar guru, diskusi, workshop,
ataupun sharring experience haruslah mengacu pada aspek-aspek supervisi.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam supervisi dapat diamati pada tabel
berikut:
No
|
Personal
Meliputi
subyek yang terlibat dalam suatu situasi supervisi
|
Material
Mencakup
segala benda baik yang bersifat hard ware maupun soft ware yang didayagunakan
untuk memperlancar proses pembelajaran
|
Operasional
Mencakup
aktivitas individu dan kelompok yang terlibat dalam suatu situasi dengan
mendayagunakan segala sumber yang ada guna mencapai tujuan pendidikan
|
1
|
Kepala
Sekolah
|
Kurikulum,
program pendidikan, kebijakan sekolah
|
Proses
mengajar guru, kerjasama sekolah dengan instansi lain, kepemimpinan kepala
sekolah
|
2
|
Guru
|
Buku
Pelajaran, kemampuan profesional guru, sarana prasarana mengajar
|
Proses
belajar siswa, kehadiran dan aktivitas guru, kerjasama guru,
|
3
|
Karyawan
|
Komputer,
data dan statistik sekolah, surat menyurat
|
Proses
administrasi sekolah, pembukuan, surat menyurat, laporan sekolah, rumah
tangga sekolah
|
4
|
Pengawas
|
Sarana
Prasarana
|
Pelaksanaan
evaluasi, kualitas hubungan interpersonal
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di
atas maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa kepemimpinan pendidikan
adalah Sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan
menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembanga ilmu pendidikan
dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang
dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian
tujuan-tujuan pendidikan.
Sedangkan sifat dan
konsep kepemimpinan itu ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu: tipe otoriter,
tipe laissez faire dan tipe demokrasi. Adapun faktor yang mempengaruhi
perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya, jenis
pekerjaan atau lembaga yang dipimpinnya, sifat-sifat dan kepribadiannya,
sifat-sifat dan kepribadian pengikutnya, serta kekuatan-kekuatan yang
dimilikinya.
B. Kritik Dan Saran
Demikian yang dapat
saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Tulisan ini tentu amat sangat sederhana mengingat kajian
yang saya lakukan belumlah sempurna oleh karena itu tulisan ini perlu banyak
kritik dan masukan sehingga menjadi satu karya tulis ilmiah yang dapat
bermanfaat bagi pengembangan lembaga pendidikan Islam. Saya banyak berharap
para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø
http://kampus pendidikan.blogspot.com/2010/05/tipe-tipe-kepemimpinan
sekolah.html
Ø
http://kepemimpinan-fisipuh. blogspot.com/2009/03/
definisi pemimpin. html diakses pada tanggal 20 Februari
2014.
Ø
http://putracenter.blogspot.com/2013/10/definisi-pemimpin-menurut-para-ahli.html, diakses pada tanggal 20
Februari 2014.
Ø
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/, diakses pada tanggal 20
Februari 2014.
Ø
http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/definisikepemimpinan
.html diakses pada tanggal
20 Februari 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar