LATAR
BELAKANG MASALAH DAN RUMUSAN
MASALAH PENELITIAN
A.
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta
tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara
tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji
dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dildankan
untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang
dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan
penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya
mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.[1]
Seorang yang berkecimpung dalam
dunia pendidikan akan mendorong untuk meldankan penelitian jika ia menemukan
masalah. Bagaimana ia menemukan dan merumuskan masalah. Pernyataan yang
tampaknya sepele ini nyatanya tidak selalu mudah dijawab dan tak heran kalau
para peneliti menemukan bahwa perumusan masalah merupakan jantung penelitian.[2]
Setiap meldankan penelitian harus mempunyai masalah
penelitian yang akan dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang
mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal
masalah selalu ada di lingkungan sekeliling kita. Titik tolak penelitian jenis
apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah, penelitian itu tidak
dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu
penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan
tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal
pada perumusan masalah tersebut.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian
sangat berguna untuk mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk
memisahkan kemenduaan, untuk mengatasi rintangan atau untuk menutup celah
antara kegiatan atau fenomena. Karenanya peneliti harus memilih suatu masalah
bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap maslaah
tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan
langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Karena
pentingnya perumusan masalah dalam sebuah penelitian maka saya membuat makalah
dengan bahasan perumusan masalah penelitian (research question). Dalam penulisan makalah ini ada beberapa yang harus kita perhatikan seperti.
1.
Apa
pengertian Masalah
penelitian ?
2.
Apa Latar Belakang Masalah Dalam Penelitian?
3.
Apa Yang Dimaksud Dengan Identifikasi Masalah ?
4.
Bagaimana Bentuk Batasan Masalah ?
5.
Apa Yang Dimaksud Dengan Rumusan Masalah ?
6.
Apa Tujuan Dan Manfaat Dalam Penelitian?
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Masalah
Permasalahan
dalam penelitian adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun
para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang
menghalangi tercapainya tujuan.[3]
Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yaang diinginkan dan kebutuhan yang ada. Dari dua definisi yang
dikemukakan ahli tersebut, kita bisa mengetahui bahwa masalah penelitian
adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang
diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan. Sebagai contoh, diharapkan peserta
didik dalam suatu kelas memperoleh nilai rata-rata 80 dalam ujian pelajaran
bahasa arab, namun ternyata nilai rata-rata yang di capai peserta didik hanya
70, inilah yang di sebut dengan adanya kesenjangan. Rendahnya nilai rata-rata yang
di capai peserta didik merupakan suatu masalah, karena nilai kritiria ketuntasan minimal (kkm) yang diterapkan
misalnya adalah 75. Dengan demikian timbul pertanyaan, apa yang menyebabkan
rendahnya nilai rata-rata tersebut.[4]
2.
Latar
Belakang Masalah
Bagian latar
belakang memuat untuk tentang alur pikir
peneliti tentang rentetan fenomena- fenomena
atau pristiwa pristiwa masa lalu dan sedang terjadi serta yang bakal terjadi yang
berhubungan dengan masalah objek
penelitian, setting sosial yang dinilai menanpakkan adanya penyimpangan yang
memerlukan peniliti menganalisi masalah ,melalui analisis masalah peneliti
dapat memberi fokus ,ruang lingkup atau batasan batasan masalah yang akan
diteliti bagian menjelaskan apa zang mendorong peniliti menjalankan kajian zang
berdasarkan pengalaman isu isu zang hangat di bicarakan dan bacaan penulis atau
hasil penelitian –penelitian lepas yang relavan.
Ldankanlah
analisis atau idintifikasi masalah yang berhubungan dengan fenomena-fenomena yang
menjelaskan tentang variabel-variabel yang akan di teliti untuk sekedar contoh
akan dikemukakan dari usulan penelitian di sertasi iskandar prokram doktron
prokram studi psikologi pendidikan di universitas kebangsaan malasyia 2005
dengan judul: {pengaruh kecerdasan Ëmosi dan kepuasaan kerja terhadap komitmen
pekerjaan dan komitmen organisasi perguruan tinggi di indonesia {kasus terhadap
dosen perguruan tnggi di propinsi jambi indonesia }.
Contoh : Latar Belakang Masalah
Institusi pendidikan tinggi khususnya
universitas merupakan sebuah organisasi sosial dunia yang formal terlibat
secara langsung dalam melaksanakan sistem pendidikan nasional indonesia. Malik
pajar{ 1998} menyatakan bahwa institusi pendidikan tinggi mempunyai peranan dan
fungsi yang semakin menentang untuk melahirkan SDM{sumber daya manusia} yang
berkualitas dan berwawasan tinggi yang sesuai dengan tuntan zaman oleh karena
itu, untuk menpurnakan peranan ini. Komitmen organisasi perguruan tinggi
diindonesia berperanan penting dalam Menjalankan undang undang nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen untuk menuju wawasan 2010 untuk masa depan indonesia, maka produktivisme
dosen dosen di instutusi pendidikan perguruan tinggi.
Goleman {1995} menyatakan, organisasi yang
ingin mempunyai daya saing sangat bergantung kepada hubungan baik antara
anggota yang mempunyai pengatahuan dan keahlian tersendiri. Hasil penelitian
komitmen pekerjaan terhadap organisasi yang dildankan selama ini, faktor utama yang
memperngaruhi yaitu karakter individu, karakter pekerjaan dan karakter
organisasi.
Salah satu faktor individu yang penting yang
selama ini sedikit sekali diteliti adalah tentang pengaruh kecerdasan emosi
terhadap komitmen organisasi. Kessesuain kecerdasan emosi seseorang dengan
pekerjaannya merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi komitmen terhadap
organisasi. Oleh karena itu, persoalan yang timbul adalah, apakah hal yang sama
dapat terjadi kepada dosen di institusi pendidikan tinggi di indonesia? maknanya,
semakin tingginya kecerdasan emosi dosen terahadap pekerjaannya maka semakin
tinggi tahap komitmen terhadap organisasi pendidikan tinggi di indonesia.[5]
Menurut Noriah et al. (1994) organisasi yang
ingin mempunyai daya saing sangat bergantung kepada hubungan baik antara orang
orang didalamnya yang mempunyai pengatahuan, keahlian, dan kepakaran
tersendiri. Oleh karena itu, individu yang bekerja dalam organisasi tersebut
berkemungkinan tidak mudah mengalami komplik sewaktu bertugas.
Ali komsan (2004) Dosen merupakan
pegawai negeri dalam bidang pendidikan yang waktu kerjanya tidak dapat
ditentukan dengan check clock.
Seperti pegawai administrasi untuk selalu datang jam 08 pagi dan pulang jam 04
sore. Namun, aturan ini kadang kadang tidak berldan kepada dosen. Seorang dosen
dapat datang dan pulang bila saja, asalkan tidak mengabaikan tugasnya dalam
mengajar atau membimbing maha siswa. Pradigma seperti ini harus diubah, jika
kita mau institusi pendidikan tinggi berprestasi kedepan, maksudnya adalah
haruslah ada waktu minimal dalam sehari seorang dosen berada dalam kampus.
Hasil penelitian dimalaysia yang dildankan
oleh muhammad najib (2000) menyatakan kestabilan emosi emosi dosen menunjukkan
kecerdasan emosi dosen ditahap sedang dan tidak menonjol. Menurut beliau, dosen
dosen perlu mempunyai kesadaran emosi yang tinggi karena mereka merupakan
pendidik para calon pendidik. Kestabilan emosi mereka akan memberikan kesan
terhadap latihan pembelajaran yang mereka berikan kepada calon calon pendidik
tersebut. Kemudian beliau menyarankan ketidak kestabilan emosi pendidik dapat
membawa kepada prasaan kecewa disebabkan oleh tekanan kerja. Situasi ini
mungkin timbul dari lingkungan pekerjaan yang tidak kondusif.
Bagaimanapun, kinerja dosen dalam
melaksanakan tugas bukan hanya mengajar tetapi juga sebagai pembimbing,
peneliti dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu memerlukan komitmen yang
serius, disamping berilmu pengatahuan, berketrampilan dan berahklak mulia, dan
bertanggung jawab dalam pencapaian kesejahteraan diri, tetapi samapi saat ini yang
diamanahkan kepada dosen belum terpenuhi memenuhi. Indra jati sidi (1999)
fenomena fenomena yang disebut terdahulu memerlukan perhatian serius, untuk
mengimbangi terhadap kemerosotan kualitas pendidikan di indonesian pada saat
ini dalam meningkatkan sumber manusia yang berkulitas dan mampu berkompetensi
dengan kemajuan zaman.
Pada saat ini, terjadi demonstrasi besar
besaran dosen dan guru guru. Harian kompas dan media diindonesia (2005)
menyatakan guru guru dan dosen meldankan demonstrasi menuntut kenaikan gaji.
Para guru dan dosen menyatakan pemerintah tidak memperhatikan nasib dosen dan
guru sebagai tenaga profesional sebagai pendidik. Namun demekian, tuntutan
mereka tidak mungkin ditunaikan secara mendadak oleh pemerintah. Walau
bagaimanapun, pemerintah harus memperhatikan secara serius tentang tuntutan
para pendidik. Situasi yang demikian ini, menggambarkan kesan ketidak puasan
dosen dan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Ketidak
puasan dosen tersebut menunjukkan ketidakpuasan terhadap rendahnya gaji atau
kesejahteraan yang diterima dari pemerintah sebagai imbalan dari pengabdian
kepeda negara.
Merujuk kepada pandangan Locke (1990)
beliau menyatakan bahwa banyak kasus unjuk kerja, biar apapun motifnya
seseorang, rendahnya semangat bekerja, menunjukkan adanya ketidakpuasan
terhadap organisasi. Menurut direktur jendral pendidikan tinggi indonesia
tentang kesejahteraan dosen saat ini dan kedepan, beliau menyatakan bahwa
patutnya seseorang doktor yang mengabdi sebagai dosen perguruan tinggi di Indonesia
menerima gaji Rp 7.500.000 ( harian kompas 20/06/2003). Tentunya bila hal ini
dapat terlaksanakan pastlah para dosen merasa gembira dan bersemangat dengan
pekerjaannya..
Berdasarkan fenomena fenomena yang telah
jelas diatas, maka penelitian ini mencoba mengkaji pengaruh pengaruh kecerdasan
emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pendidikan tinggi
diindonesia. ( Studi Kasus Terhadap Dosen Perguruan Tinggi Negeri Di Propinsi
Jambi Indonesia).
3.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan
kelanjutan latar belakang masalah, didalam latar belakang masalah sudah
dijelaskan faktor-faktor yang menyebabkan masalah, semua faktor tersebut kita
teliti, namun dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, kemapuan dan referensi yang
relavan, maka tidak semua faktor yang menyebabkan masalah tersebut kita teliti.
Untuk lebih mendalam, peneliti memilih beberapa saja faktor-faktor yang sangat
urgen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel yang hendak diteliti.[6]
Contoh: Identifikasi
Masalah
Sehubungan dengan banyak penelitian yang
sudah dildankan tentang komitmen terhadap organisasi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi komitmen tersebut, seperti kecerdasan emosi dan kepuasan kerja
diberbagai setting penelitian didalam organisasi tetapi sangat minim penelitian
yang berhubungan dengan organisasi pendidikan tinggi diindonesia, khususnya
kepada para dosen dosen.
Oleh karena itu, fenomena fenomena ini
peneliti btertarik untuk mengatahui komitmen pekerjaan dan komitmen institusi
dikalangan dosen yang mengajar di institusi pendidikan tinggi di indonesia,
serta faktor faktor yang memberi pengaruh terhadap kecerdasan emosi dan
kepuasan kerja. Kekurangan kajian tersebut dapat membantu pihak pembuat
keputusan dan para dosen, serta pemerhati pendidikan tinggi dalam meningkatkan
kualitas dosen terhadap institusi pendidikan tinggi diindonesia.
Walaupun banyak laporan yang menyatakan
kasus kasus dosen dosen yang bermasalah terhadap institusi pendidikan tinggi di
indonesia, namun masalah tersebut tidak teratasi dan dipedulikan oleh pengambil
kebijakan dikarenakan kurang data. Oleh sebab itu timbul keperluan bagi
pengambil kepetusan diperguruan tinggi diindonesia untuk membantu kalangan
dosen-dosen yang bermasalah tersebut. Persoalan yang saya sebut diatas perlu
diteliti, bagaimanapun sangat minim penelitian yang membicarakan tentang
pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisadi
pendidikan tinggi yang dikususkan pada kalangan dosen dosen yang mengajar di
institusi pendidikan tinggi di indonesia. Penelitian penting untuk diteliti,
karena dosen berperan penting dalam mewujudkan pendidikan nasional.
Tingginya komitmen dosen terhadap
universitas akan membuat dosen lebih banyak berada dikampus untuk mengajar,
mengajarkan diklokal, membimbing mahasiswa menyusun dan menulis skripsi,tesis, dan
meldankan ujian hasil kuliah mahasiswa dengan baik. Berbagai tingkah ldan yanf
dijelaskan diatas sebagai konsekuensi dari komitmen yang tinggi yang dapat
menjadi ukuran kinerja dalam meningkatkan efektivitas dan kualitas terhadap
institusi perguruan tinggi.
4.
Sumber
Sumber Masalah
Menurut prof Margono {2009} mengatakan
bahwa identifikasi masalah adalah yaitu sebuah kesenjangan antara harapan akan
sesuatu yang seharusnya ada dengan kenyataan.[7]
Misalnya, kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA dengan harapan akan
kemampuan perguruan tinggi menampung lulusan itu. Untuk meningkat kemampuan
melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia harus giat mencari masalah dari
sumber-sumbernya:
Adapun yang menjadi sumber utama
permasalahan ialah:
1. Bacaan
2. Seminar,
diskusi dan pertemuan ilmiah
3. Pertanyaan
dari orang yang memiliki otoritas
4. Pengamatan
sekilas
5. Pengalaman
pribadi
6. Perasaan
dan ilham
5.
Pembatasan
Masalah
Pembatasan masalah perlu dildankan
karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu,
tenaga, kemampuaan teori yang relavan dengan penelitian, sehingga diharapkan
penelitian dapat dildankan lebih berfokus dan mendalam. Pembatasan masalah
penelitian dapat peneliti ldankan berhubungan dengan fokus penelitian, tempat
penelitian, subjek, insrtumen, dan hasil penetian.[8]
Contoh:
Pembatasan Masalah
a. Penelitian
ini difokuskan untuk melihat pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasi dikalangan dosen perguruan tinggi di propinsi
jambi.
b. Penelitian
ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan satu set instrumen peneliti yang
memeiliki vasilitas dan reliabilitas yang tinggi dan berdasarkan teori-teori yang
relavan dengan variabel-variabel penelitian. Hasil penelitian sangat bergantung
sepenuhnya kepada keikhlasan para dosen sebagai responden untuk menjawab setiap
item-item instrumen tersebut.
c. Sampel
penelitian terdiri dari dosen-dosen tetap yang mengajar diperguruan tinggi
dinegeri dipropinsi jambi.
d. Hail
penelitian tidak dapat digeneralisasikan kepada populasi yang tidak mempunyai
ciri-ciri yang sama dalam dengan populasi penelitian ini.
6.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi masalah yang telah memunculkan masalah, maka perlu dirumuskan
secara spesifik, rumusan masalah merupakan uraian dari masalah-masalah yang
dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan diatas. Rumusan masalah
adalah jawaban atas pertanyaaan’’ apa
masalahnya’’ rumusan masalah sebaiknya dinyatakan dengan kalimat pertanyaan
atau pertanyaan yang jelas dan padat. Bagian ini akan menjelaskan urutan
fenomena-fenomena berhubungan dengan masalah penelitian sehingga peneliti dapat
menyatakan rumusan masalah penelitian, yang merupakan persoalan utama yang
hendak diteliti. Dengan dirumuskan masalah penelitian dengan jelas, peneliti
perlu memberi batasan penelitian baik secara konsep maupun secara operasional.
Sebagai contoh yang berhubungan dengan penelitian iskandar diatas adalah
sebagai berikut :[9]
Contoh : Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi
masalah, dan batasan masalah, maka dapat peneliti kemukakan beberapa rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Apakah
profil kecerdasan emosi, profil kepuasan kerja, profil komitmen pekerjaan dan
profil komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia?
b. Adakah
terdapat perbedaan yang signifikan antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja,
komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidika tinggi di indonesia dengan
berdasarkan aspek demografi (jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengalaman
mengajar)?
c. Adakah
terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dan kepuasan kerja
dengan komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di
indonesia.
d. Sejauh
manakah pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen
pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia?
7.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menjawab
pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan
penelitian yang dildankan. Bukan tujuan penulisan skripsi, tesis, dan
disertasi. Tujuan penelitian adalah bersifat ilmiah, untuk menjawab
permasalahan penelitian seperti contoh berikut, seperti tujuan penelitian yang
masih berhubungan dengan konteks penelitian inskandar diatas.
Contoh: Tujuan Penelitian
a.
Mendeskripsikan
profil kecerdasan emosi, profil kepuasan kerja, profil komitmen pekerjaan dan
profil komitmen organisasi perguruan tinggi di indonesia.[10]
b.
Melihat
perbedaan antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja, komitmen pekerjaan dan
komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia berdasarkan faktor demografi
( jenis kelamin, umur pendidikan dan pengalaman mengajar).
c.
Melihat hubungan
antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja dengan komitmen pekerjaan dan komitmen
organisasi pendidikan tinggi di indonesia.
d.
Melihat pengaruh
kecerdasan emosi dan kepuasan kerja kepada komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi
pendidikan tinggi di indonesia.
8.
Manfaat
Penelitian
Skripsi, tesis, disertasi atau proyek
penelitian lainnya dapat dijalankan karena adanya masalah atau penyimpangan yang
perlu dicari solusi pemecahannya melalui penelitian. Apabila penelitian dapat
mencapai hasil sesuai dengan tujuan penelitian, dan rumusannya dapat terjawab
denagan secara ilmiah. Maka manfaat penelitian merupakan dampak dari
tercapainya tujuan penelitian. Manfaat penelitian dapat dilihat dari empat
sisi, yaitu :
a.
Manfaat secara
teoritis/kegunan terhadap pengembangan kemajuan ilmu pengatahuan.
b.
Manfaat secara
metodologi dapat memberi metode untuk mengungkapkan dan mencari jawaban masalah
penelitian secara ilmiah.
c.
Manfaat secara
praktis hasil penelitian dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam mengatasi
masalah yang ada pada objek yang diteliti.
d.
Manfaat untuk
rekomendasi, hasil penelitian dapat memberikan rekumendasi kepada peneliti yang
berminat melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut :
Contoh : Manfaat
Penelitian Diatas, Adalah :
1)
Secra teoritis
kajian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam aspek ilmu pengatahuan,
secara khusus dibidang ilmu psikologi pendidikan. Tentang pengaruh kecerdasan
emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi
pendidikan tinggi diindonesia.
2)
Secara praktis
kajian ini dapat memberikan sumbangan kepada dosen-dosen sebagai informasi
tentang kecerdasan emosi, kepuasan kerja, komitmen pekerjaan dan komitmen
organisasi yang dimilikinya.[11]
3)
Pada tingkat
nasional penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak pemerintah yaitu,
Depertemen pendidikan nasional (Diknas), khususnya bagian pendidikan tinggi
(Dirjen Dikti), Depertemen agama RI, Khususnya bagian pendidikan tinggi agama
(Diperta) untuk digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan tentang dosen indonesia.
4)
Dapatan kajian
ini dapat memberikan informasi kepada peneliti-peneliti lain untuk meneruskan
penelitian yang berhubungan dengan kecerdasan emosi, kepuasan kerja, komitmen
pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di indinesia.
C.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Masalah adalah suatu kesulitan yang dirasakan oleh
orang awam maupun para peneliti, permasalahan dapat juga diartikan sebagai
sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan. Secara umum, suatu masalah
didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Yaitu suatu rentetan fenomena- fenomena atau pristiwa pristiwa masa lalu dan sedang
terjadi serta yang bakal terjadi yang berhubungan dengan masalah objek penelitian.
Indentifikasi masalah adalah suatu
masalah yang sudah dijelaskan kemudian diteliti oleh sipenelitian. Dalam sebuah
penelitian pasti adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya
waktu, tenaga, kemampuaan teori yang relavan dengan penelitian. Rumusan masalah
adalah suatu uraian yang berbentuk jawaban dan pertanyaan. Tujuan penelitian
adalah tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik,
untuk mencapai tujuan penelitian yang dildankan. Manfaat secara praktis hasil
penelitian dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam mengatasi masalah yang ada
pada objek yang diteliti.
2.
Kritik
Dan Saran
Kita sebagai
manusia hanya berusaha menjadi yang terbaik, agar apabila datang waktunya hari
akhir, kita sebagai umat muslim telah memiliki bekal untuk menolong diri kita
sendiri pada hari akhir, tanda tanda hari akhir sudah sudah terlihat jelas,
marilah kita dekatkan diri kita kepada Allah swt, dan perbaiki semua sikap kita
menjadi lebih baik dan berakhlak .
DAFTAR
PUSTAKA
Iskandar. 2009. Metodologi penelitian pendidikan dan sosial ( kuantitatif dan
kualitatif), jakarta: gaung persada press.
Anggoro M. Toha. 2008 Metode Penelitian edisi 2. Jakarta: Univrsitas Terbuka.
Muthalib Abdul, 2006. Metode
Penelitian Pendidikan Islam, Banjarmasin: Antasari Press Arikunto,
Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan
Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara.
Punaji Setyosari, 2010. Metode
Penelitian Pendidikan dan Pengembangan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Margono. 2009. Metodologi
Penelitian Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.
2. Abdul Muthalib, Metode Penelitian Pendidikan Islam,
Banjarmasin: Antasari Press Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
Hlm 168-169.
[4].
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010), hlm. 53
[5]
. Iskandar, Metodologi
Peneleitian Pendidikan Dan Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm
160-163.
[6]
. Iskandar,
Metodologi
Peneleitian Pendidikan Dan Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm
163-165.
[7]
. Margono, Metodologi
Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hlm 54-56.
[8]
. Iskandar,
Metodologi Peneleitian Pendidikan &
Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 165-166.
[9].
Iskandar, Metodologi Peneleitian Pendidikan & Sosial
(Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 166-167.
[10]
. Iskandar,
Metodologi Peneleitian Pendidikan Dan
Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 167-168.
[11].
Iskandar, Metodologi
Peneleitian Pendidikan Dan Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 168-169.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar