Jumat, 22 Januari 2016

MAKALAH TENTANG PERBEDAAN AKHLAK MAHMUDAH DAN MAZMUMAH

MAKALAH
PENDIDIKAN AHKLAK
 PERBEDAAN AKHLAK MAHMUDAH DAN MAZMUMAH
MACAM AHKLAK MAHMUDAH
DOSEN PENGAMPU: Rika Ariayani,M,Pd.I.

STAI BANGKO.jpg

Di Susun
O
L
E
H
LUKMAN HAKIM
NIM:T.PAI.I.2013.062
SISKA
NIM:T,PAI.I.2013.0
HINDUN
NIM:T,PAI.I.2013.0
ZULFA
NIM:T.PAI.I.2013.0
Lokal: III B
Jurusan:tarbiyah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH MAULANA QORI BANGKO
TAHUN AKADEMIK 2014
BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

Akhlak yang baik adalah segala tingkah laku yang terpuji (mahmudah) juga bisa dinamakan fadhilah (kelebihan). Al-Ghazali menggunkan perkataan munjiyat yang berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan. Akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik. Sebagai contoh, dalam berusaha manusia harus menunjukan tingkah laku yang baik, tidak bermalas-malasan, tidak menunggu tetapi segera mengambil keputusan. Dalam mencari rizki juga demikian, harus menunjukan akhlak yang baik. Di samping akhlak terpuji (mahmudah) ada juga akhlak tercela (mazmumah), yaitu segala tingkah laku yang tidak terpuji.
 Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengertian akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah sertah macam-macamnya, akan dibahas dan dijelaskan pada pembahasan makalah ini.


       B. Rumusan Masalah
a.   Pengertian akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah...............
b.  perbedaan ahklak mahmudah dan mazmumah.............
c.  Macam-macam akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah..........








BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
1. Pengertian akhlak mahmudah{terpuji}
“Baik” dalam bahsa arab disebut “khair”, dalam bahasa inggris disebut “good”. Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian “baik” sebagai berikut :
a)   Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
b)   Baik berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan, kesenangan persesuaian, dst.
c)   Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan member keputusan.
d)   Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, member perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara positif  Jadi, akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah.
Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Orang yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan masyarakat luas karena dapat melahirkan sifat saling tolong menolong dan menghargai sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-muluk, melainkan ahklak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar dari hati. Akhlak yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya.atau ada juga yang lain sebegai berikut:
*Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun,  tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.1}[1]
1.      Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah.
Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang
meliputi ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.
a.       Ikhlas.
Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.”
Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.
b.      Amanah.
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT: artinya “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).
Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman:
artinya“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka semua enggan memikulnya karena mereka khawatir akan mengkhianatinya, maka dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh…” (QS. 33:72).
c.       Adil.
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw bersabda,
“Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang dengan dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
d.      Bersyukur.
Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
Dalam mengamalkan sifat-sifat mahmudah atau etika hidup yang murni, ia merangkumi banyak aspek antaranya :
1.      Akhlak Terhadap Diri Sendiri, seperti menjaga kesihatan diri, membersih jiwa daripada akhlak yang buruk dan keji serta tidak melakukan perkara-perkara maksiat.
2.      Akhlak Terhadap Keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik antara suami isteri, berbuat baik kepada kedua ibu bapa, menghormati yang lebih tua dan mengasihi orang-orang muda daripada kita.
3.      Akhlak Terhadap Masyarakat, seperti sentiasa menjaga amanah, menepati janji, berlaku adil, menjadi saksi yang benar dan sebagainya.
2.   Pengertian akhlak mazmumah{tercela}
Akhalak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain.
 Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia dihimpun pengertian “buruk” sebagai berikut:
a)   Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
b)   Perbuuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.
c)   Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat istiadat, dan masyarakat yang berlaku.ada juga lain sebagai berikut:
*Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf,  tabdzir.
 Contoh Sifat Mazmumah (Tercela) yaitu:
1.       Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri:
Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam hati, maka akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan, seperti yang terjadi pada kisah Qabil dan Habil.
2.       Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki.
Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan berusaha agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat iri. Hanya saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan, permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain.
3.       Hasud.
Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu hasud.

Dalam konteks pembahasan Akhlak itu,  maka akhlak dapat di bagi kepada 3 (tiga) bagian yaitu :
1.       Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.
2.       Akhlak kepada MakhlukNya
Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.
3.       Akhlak kepada Lingkungan
Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta alam), seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.
B.     Perbedaan ahklak mahmudah dan mazmumah
1.      Ahkalak mahmudah banyak mengarahkan kepada kebaikan.
*Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.2}[2]
*Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu".  
*Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”

2.      Ahklak mazmumah banyak mengarahkan kepada keburukan.
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
3.      tygsß ßŠ$|¡xÿø9$# Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur $yJÎ ôMt6|¡x. Ï÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉãÏ9 uÙ÷èt Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ötƒ ÇÍÊÈ
Artinya “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Ruum: 41).
     
        C.Macam-Macam Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah
1Macam-macam akhlak mahmudah
a)   Bersifat baik
b)   Bersifat benar .Benar ialah memberitahukan (menyatakan) sesuatu
yang sesuai dengan apa-apa yang terjadi.
c)   Bersifat amanah.Amanah ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan
atau kejujuran.
d)   Bersifat adil.Sesuatu bisa dikatakan adil apabila seseorang mengambil
haknya dengan cara yang benar atau memerikan hak orang lain tanpa mengurangi haknya.
e)   Bersifat kasih saying.Pada dasarnya sifat kasih sayang (ar-rahman) adalah fitrah yang dianugerahkan Allah kepada makhlukNya. Ruang lingkup ar-rahman dapat diutarakan dalam beberapa tingkatan, yaitu:
Ø  Kasih sayang dalam lingkungan keluarga
Ø    Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan masyarakat
Ø    Kasih sayang dalam lingkungan bangsa
Ø    Kasih sayang dalam lingkungan keagamaa
f)  Bersifat hormat.Hormat (al-iqtishad) ialah mengguanakan segala sesuatu
yang tersedia berupa harta benda, waktu, dan tenaga menurut ukuran keperluan. Mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebihan.3}[3]
g) Bersifat berani.Berani bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga, melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.
h)Bersifat kuat.Kuat termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlakul karimah yaitu kekuatan pribadi manusia yang meliputi kekuatan fisik dan jasmani, kekuatan jiwa dan akal.
i)Bersifat malu.Malu adalah malu terhadap Allah dan malu kepada dirinya sendiri apabila melanggar peraturan=peraturan Allah.DLL
        D. Macam-macam akhlak mazmumah
a)  Sifat dengki.Dengki menurut bahasa (etmologi) berarti menaruh
perasaan marah karena sesuatu yang amat sangat kepada kekurangan orng
lain.
b) Sifat iri hati. cemburu dengan keberuntungan orang lain, tidak rela apabila orang lain mendapat nikmat dan kebahagiaan.dll
BAB III
PENUTUP

A.    Keimpulan
Akhlakul karimah adalah tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Di antaranya yaitu ikhlas, sabar, istiqamah, dll.
Akhalak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. Di antaranya yaitu sombong, iri hati, su’udhon, dll.

B.     Kritik dan Saran       
 Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami dan semua kalangan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami mengharapkan kritik, saran dari pembaca guna pengembangan lebih lanjut makalah ini.lebih dan kurang kami mohon ma’af wallahul muwafik ila akwaminthorik assalamu’alaikum warohmatullahi wabarkaatuh.











DAFTAR PUSTAKA

Ø  Anwar, Rosihon, M. Ag., 2010, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustakaa
Setia.
Ø  Yasyin, Sulchan, 1997, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:
Amanah.
Ø  Hamka, Prof. Dr., 1980, Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya,
Jakarta: Yayasan Nurul Islam
Ø  Abuddin Nata,  Akhlak Tasawuf,  Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Ø  Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), (Terj), Farid M’aruf, dari judul asli al-Akhlak, Jakarta:Bulang Bintang, 1983






[1] . Anwar, Rosihon, M. Ag., Akhlak Tasawuf,kota Bandung,tahun 2010
[2] . Hamka, Prof. Dr.,ahlak Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya kota ,Jakarta,tahun1980
[3] . Abuddin Nata,  Akhlak Tasawuf,  kota Jakarta: tahun 1996.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar