Jumat, 22 Januari 2016

MAKALAH TENTANG KOMPONEN KOMPONEN PEMBELAJRAN

BAB II
PEMBAHASAN
KOMPONEN – KOMPONEN PEMBELAJARAN

A.    KONSEP DASAR PEMBELAJARAN.

Untuk memudahkan cara pengelolaan pembelajaran. Perlu mengetahui konsep dasar pembelajaran itu sendiri, yaitu tentang pengertian dan komponen – komponen yang berkaitan dengan pembelajaran.

1.      Pengertian pembelajaran.

Pembelajaran tidak diartikan sebagai sesuatu yang statis, melainkan suatu konsep yang bisa berkembang seirama dengan tuntunan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan dengan kemajuan dan teknologi, yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber daya manusia.

Dengan demikian, pengertian pembelajaran yang berkaitan dengan sekolah ialah “ kemampuan dalam mengelolah secara oprasional dan efisien terhadap komponen – komponen yang berkaitan dengan pembelajaran , sehingga menghasilkan nilai – nilai tambah  terhadap komponen tersebut menurut norma / standar yang berlaku ”.

Lefrancois bahwa pembelajaran ( intruction ) merupakan persiapan kejadian – kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar dalam rangka memudahkan pembelajar belajar, menyimpan ( kekuatan mengingat informasi ), atau mentransfer pengetahuan dan ketrampilan[1].

Pembelajaran adalah suatu usaha yang di sengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain usaha tersebut dapat di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan atau kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang di lakukan[2].

Menegaskan bahwa pembelajaran ( intruction ) terjadi di luar pembelajaran yaitu sebagai suatu cara mengorganisir, memberikan informasi bagi pembelajar yang dapat melibatkan apapun unsur – unsur yang penting seperti penyjian informasi, persedian contoh – contoh, latihan – latihan dan umpan bali[3].

Menurut pendapat kelompok kami konsep dasar belajar, pembelajaran adalah penguasaan materi pembelajaran yang di sebut dengan ( subjek contered teaching ) dan bagaimana cara proses belajar mengajar itu berhasil dengan baik bagi seorang peserta didik

B.     TUJUAN PEMBELAJARAN.

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu di pertimbankan dalm merencanakna pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin di capai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil yang maksimal. Ke untungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Waktu mengajar dapat dialokasikan dan di manfaatkan secara tepat.
2.      Pokok bahasan dapat di buat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang di bahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
3.      Guru dapat menetapkan beberapa banyak materi yang dapat atau sebaiknya di sajikan dalam setiap jampelajaran.
4.      Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat .
5.      Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiakan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik.
6.      Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan beajar.
7.      Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
8.      Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik di bandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

C.    BAHAN PEMBELAJARAN.

Bahan pembelajaran adalah isi dari suatu kurikulum yang berupa mata pelajaran / bidang studi dengan topik / sub topik dan rinciannya. Dengan merujukkepada tksonomi bloom, sebuah bahan pembelajaran harusah menyentuh ketiga aspek kompetensi peserta didik, yaitu kognitif ( pengetahuan ), afektif ( sikap / nilai ) dan psikomotor ( ketrampilan ).

Supriadie dalam fathoni dan riyana ( 2009 : 141 ) merinci lima kategori bahan pembelajaran sebagai berikut:

1.      Fakta, yaitu suatu yang telah terjadi atau telah di alami / di kerjakan, dan bisa berupa obyek atau keadaan tentang suatu hal.
2.      Konsep / teori, yaitu suatu ide / gagasan atau suatu pengertian umum yang menjelaskan serangkaian fakta.
3.      Prinsip, yaitu suatu aturan / kaidah untuk melakukan sesuatu, atau kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir.
4.      Nilai, yaitu suatu pola, ukuran, norma atau suatu tipe / model yang berkaitan dengan pengetahuan atau kebenaran yang bersifat umum.
5.      Ketrampilan, yaitu suatu kemampuan untuk berbuat sesuatu, baik dalam pengertian fisik maupun mental.


D.    MEDIA PEMBELAJARAN

1.      PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN.

Secara etimologi, media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “ medium “ yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar “. Menurut Bovee ( 1997 ), itilah perantara atau pengantar ini di gunakan karena fungsinya sebagai perantara atau pengantar pesan dan informasi dari si pengirim ( sender ) pesan kepada si penerima ( receiver ).

Berbagai pemahaman di atas menunjukkan bahwa komponen penting dalam proses komusikasi.

Dalam komunikasi paling kurang ada tiga unsur yang mesti ada, yakni pengiriman atau sumber informasi ( sourec ), media dan penerimaan ( receiver ).[4]

Ada 4 komponen yang harus ada dalam proses komunikasi, yakni pemberi informasi, informasi itu sendiri,  penerima informasi, dab media.[5]

Dari pengertian di atas dapat di katakan media sebagai suatu sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam kegiatan komunikasi antara komunitator dan komunikan.

Tugas guru dalam proses pembelajaran, di samping menyampaikan informasi, ia juga bertugas mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi materi ajar, mensupervisi kegiatan belajar, menstimulasi kegiatan belajar siswa, memberikan bimbingan belajar, menggunakan multimedia, strategi dan metode ( suparto, 1996 ).

Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membaw informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Di sini media pembelajaran berperan menyampaikan pesan – pesan pembelajaran.

Maka arti dari media pembelajaran dengan mudah dapat di pahami, yaitu semua jenis media yang dapat di integrasikan dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif. Media pembelajaran itu mencakup semua sumber yang di perlukan untuk melakukan komunikasi dalm pembelajaran.

Berdsarkan pengertian di atas dapat di pahami, media pembelajaran segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga terjadi di lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.
2.      JENIS MEDIA PEMBELAJARAN.
Jenis media pembelajaran dapat di bagi menjadi di bagi 4 bagian yang terdiri dari :
a.       Media audio adalah jenis media yang di gunakan dalam proses pembelajaran dengan melihanya melibatkan hanya pendengran peserta didik.
b.      Media Visual adalah media yang di gunakan hanya mengandalkan indra penglihatan semata, sehingga pengalaman belajar yang di terima peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatan.
c.       Media audio visual adalah jenis media yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran.
d.      Multimedia adalah yang melibatkan berbagai indra dalam suatu kegiatan pembelajaran.




3.      KARASTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN.
      Secara garis besar, unsur – unsur yang terdapat media visual dari garis, bentuk, dan warna.simbol pesan visual hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan

E.     STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN.

1.      Pengertian Strategi.

Istilah strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategia, strategi merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalm mencapai suatu ke untungan.[6]

Demikian juga strategi di definisikansebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan. [7]

Dalam organisasi strategi adalah seperangkat pandangan – pandangan, pendirian – pendirian, prinsip – prinsip dan atau norma – norma yang di tetapkan untuk keperluan, yakni:

a.       Untuk menyelamatkan dan untuk mengamankan kelangsungan hidup atau posisi organisasi di tengah – tengah perkambangan situasi, jangan sampai pada suatu ketika menjadi terjepit atau terdesak secara di rugikan.
b.      untuk menarik ke untungan dari setiap kesempatan atau peluang yang baik yang mungkin muncul di dalam perkembangan situasi.[8]
Selanjutnya Atmosudirjo membedakan strategi dari taktik. Taktik adalah gerakan gerakan siasat yang bertujuan menaik keuntungan yang sebesar – besarnya dari kesempatan nyata yang sedang di hadapi di dalam rangka mengsukseskan apa yang harus di capai secra jangka pendek.
Berbe dari strategi, maka taktik itu bersifat oprasional, tidak persisionil eperti strategi, dan hanya mengenai suatu objek pelaksanaan yang tertentu.
2.      Strategi Pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk seleksi dan mengatur kejadian – kejadian dan kegiatan – kegiatan dalam satuan pelajaran.[9]

membedakan antara strategi makro dan mikro: variabel – variabel strategi mikro adalah metode – metode untuk mengorganisasikan intruksi pada pada ide tinggal ( contoh ; konsep tinggal, prinsip, dan lain – lain ). Mereka juga memasukkan komponen – komponen seperti ; definisi, contoh, praktek, alternatif refresentasi. Sedangkan sedangkan variabel – variabel strategi makro adalah elemen atau metode untuk mengorganisasikan semua aspek – aspek intruksi yang berhubungan terhadap lebih satu ide; kerangka sintisa dan kesimpulan ide – ide yang di ajarkan.[10]

Strategi pembelajaran menjelaskan komponen – komponen umum dari seprangkat bahan pembelajaran dan prosedur – prosedur yang akan di gunakan bersama bahan – bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada belajar. Lebih lanjut di kemukakan lima komponen umum yang terkandung dalam strategi pembelajaran yaitu:

A.     Kegiatan pra – intruksional.
B.     Penyajian informasi.
C.     Peran serta belajar.
D.    Tes ( Evaluasi ).
E.     Kegiatan tindak lanjut.

secara garis besar semua komponen tersebut secara lengkap, sesuai urutan pembelajaran memiliki komponen komponen sebagai berikut;

a.       Kegiatan pra – intruksional, berisi : motivasi, tujuan, tingkah laku awal.
b.       Penyajian informasi, berisi : urutan pembelajaran, informasi ( uraian ).
c.        Peran serta belajar, berisi : latihan dan umpan balik.
d.       Tes, berisi : tes awal dan tes akhir.
e.        Kegiatan tindak lanjut, berisi : perbaikan, pengayaan, transfer dan pendalaman.[11]

Berkaitan dengan komponen umum pembelajaran, ada 9 urutan kegiatan pembelajaran yaitu:

1.      Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2.      Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada pebelajar.
3.      Meningkatkan kompotensi pra – syarat.
4.      Membeikan stimulus yaitu menyajikan materi pembelajaran.
5.      Memberikan petunjuk belajar.
6.      Menimbulkan penampilan belajar.
7.      Memberikan umpan balik.
8.      Menilaikan penampilan.
9.      Menyimpulkan.

Sembilan urutan kegiatan pembelajaran yang merupakan komponen strategi pembelajaran yang di kemukakan sebagai peristiwa pembelajaran, pada dasarnya peristiwa pembelajaran ini merupakan urutan dalam mengatur kondisi pembelajar ( eksternal ) untuk membantu proses belajar dalam diri pembelajar ( internal ) yaitu agar informasi yang di berikan pembelajar dapat di terima dan di cerna dengan baik oleh pebelajar.


F. EVALUASI PEMBELAJARAN.
       
Pada bagian ini akan di uraikan hal pokok yang berhubungan dengan prestasi atau kinerja akademik dan penetapan batas minimal prestasi belajar siswa. Meskipun penilaian prestasi belajar siswa di bahas pada bagian ini, namun masalah menyangkut detail teknik dan statistik evaluasi hanya di uraikan secara singkat.

1.      Definisi Evaluasi.

Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapaia tujuan yang telah di tetapkan dalam sebuah program. Selain kata evaluasi ada kata lain yang searti relatif lebih di kenal dalam dunia pendidikan kita yakni, tes, ujian, dan ulangan.

2.      Tujuan dan Fungsi Evaluasi.

Evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyususnan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Walaupun begitu pelaksanaan evaluasi cendrung bersikap kuantitatif, lantaran penggunaan simbol angka atau sekor untuk menentukan kualitas keseluruhan kinerja akademik siswa di anggap sangat nisbi.

3.      Tujuan Evaluasi.
                  Pertama, untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tetentu.
Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
Ketiga, untuk mengetahui tingkat usaha yang di lakukan siswa dalam belajar.
Keempat, untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk keprluan belajar.
Kelima, untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah di gunakan guru dalam proses mengajar belajar ( PMB ).

4.      Fungsi Belajar.
                  Di samping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi – fungsi sebagaimana tersebut di bawah ini.
1.         Fungsi administrasi untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian rapor.
2.         Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
3.         Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching.
4.         Sebagai sumber data BP yang dapat memsok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan ( BP ).
5.         Sebagai bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan atang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat – alat untuk proses PMB.

Selain memiliki fungsi – fungsi seperti di atas, Evaluasi juga mengandung fungsi psikologis yang cukup signifikan bagi siswa maupun bagi guru dan orang tuanya. Bagi siswa, penilaian guru merupakan alat bantu untuk mengatasi kekurangan mampuan atau ketidak mampuannyadalam kemajuan dirinya sendiri. Dengan demikian siswa di harapkan mampu menentukan posisi statusnya secara tepat di antara teman – teman dan masyarakat.
Bagi orang tua atau wali siswa, dengan evaluasi itu kebutuhan akan pengetahuan mengenai hasil usaha tanggung jawabnya mengembangkan potensi anak akan terpenuhi.
Sementara itu bagi para guru sendiri (sebagai evaluator) hasil evaluasiprestasi tersebut dapat membantu mereka dalam menetukan warna sikap “  efikasi diri  ” dan “ efikasi – kontekstual ”.
Di samping itu, evaluasi prestasi belajar berfungsi melaksanakan ketentuan konstitusionalyang termaktub dalam undang – undang sisdiknas No. 20 / 2003 Bab XVI pasal 57 ( 1 ), yang berbunyi : “ evaluasi pendidikan dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak – pihak yang berkepentingan
                                              BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dalam teori belajar dan pembelajaran dengan judul makalah kami komponen – komponen pembelajaran. bahwa, seorang guru harus bisa memberikan kepada peserta didik, sebuah; pembelajaran baik berupa tujuan belajar, bahan belajar, media belajar, strategi belajar, dan evaluasi pembelajaran, karena ini sangat dominan terhadap pembelajaran dan sangat jarang sekali di pergunakan seorang guru terhadap si peserta didik. Walau pun ada bebeapa yang menggunakan metode seperti ini, tapi alangkah bagusnya di seluruh indonesia harus bisa membiasakan dari sekarang untuk memberikan metode komponen – komponen pembelajaran.

B.     KRITIK DAN SARAN
Dengan ini kami pemakalah mengucapkan banyak terima kasih terhadap dosen pembimbing yang telah memberikan dan mempercayakan kepada kami untuk menampilkan makalah ini dengan judul komponen – komponen dasar pembelajaran.








DAFTAR PUSTAKA

  •  Muhibbin Syah -  Ed.revisi . 2005. Psikologi Belajar. PT Raja Grapindo persada. jakarta:
  • Mufarokah Anissatul.2009.Strategi Belajar Mengajar.teras Komplek.Yokyakarta
  • Yamin Martinis.2008.Pradigma Pendidikan Konstuktivistik.GP Press.jakarta
  • Yaamin Martinis.2011.Pradikma  baru Pembelajaran.GP Press.Jakarta


 















DAFTAR ISI

Halaman judul.....................................................................................!

Kata pengantar....................................................................................!!

Daftar isi..............................................................................................I

BAB I PENDAHULUAN.................................................................2

A.    Latar belakang masalah.................................................................3


B.     Rumusan masalah..........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................5

A.konsep dasar pembelajaran  ...........................................................6

b.pengertian pembelajaran..................................................................7

C.ruang lingkup tujuan pembelajaran dan cabang-cabangnya...........8


BAB III PENUTUP..........................................................................9
           
            A.Kesimpulan...................................................................................10
           
            B.Kritik dan saran.............................................................................11
           
            DAFTAR PUSTAKA......................................................................12




[1] Lefrancois , 1988 : 370
[2] Miarso, 2004 : 545
[3] Anglin, 1991 ; 203 - 204
[4] Barlo ( Miarso , 1984 ),
[5] Widodo dan jasmani ( 2009 )
[6] ( http://home.att/nickols/articles.htm.)
[7] Abin syamsuddin makmun, 2002; 220 )
[8] S. Prajudi Atmosudirjo, 1982;94
[9] Seels and Richey, ( 1994 ; 31 )
[10] Seels and Richey ( 1994 ; 32 )
[11] Dick dan carey  ( 2005 ; 183 - 184

Tidak ada komentar:

Posting Komentar