Jumat, 22 Januari 2016

MAKALAH ILMU PENDIDIKAN TENTANG PROSES PEMBELAJARAN


MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
MATERI
PROSES PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU : Erda Heryanti,S.Ag.M.PdI

Disusun Oleh:
                   Hindun :
                        Nim.T.PAI.I.2013.008
                       
                        Ona Fitriani :
                        Nim.T.pai.I.2013.022
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI-SMQ) BANGKO
TAHUN AKADEMI 2013/2014
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT.Atas segala rahmatnya.Kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya.
Makalah ini kami susun dalam guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu pendidikan Oleh Dosen Pengampu Ersda Heryanti,S.Ag.M.PdI. Kami ucapkan terima kasih kepada beliau Atas bimbingan dan saran Sehingga terwujudnya makalah ini.Tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan YME.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan agar terciptanya pendekatan kepada taraf yang sempurna. Dan semoga apa yang tersajikan dalam makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya.





Bangko, 02 mei 2014



penyusun                                


i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.       Latar Belakang............................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A.    Pengertian Belajar, Mengajar dan Pembelajaran......................................... 2
B.     Prinsip-prinsip pembelajaran........................................................................ 8
C.     Pilar pembelajaran........................................................................................ 11
D.    Energy pembelajaran................................................................................... 13
BAB III PENUTUP................................................................................................. 14
A.       Kesimpulan.................................................................................................. 14
B.        Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15










ii
BABI
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena terkait dengan masalah kuantitas, masalah kualitas, masalah relevansi dan masalah efektivitas.Masalah kuantitas timbulsebagai akibat hubungan antara pertumbuhan sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk.Masalah kualitas adalah masalah bagaimana meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
Masalah kualitas pendidikan merupakan masalah yang cukup serius di dalam rangka kelangsungan hidup brbangsa dan bernegara, dakam konteks hubungan bangsa dengan beradapan dunia.Penanganan masalah aspek kualitas berhubungan erat dengan penanganan aspek kuantitas, oleh karenannya perlu ada keseimbangan antara keduanya.Masalah relevansi timbul dari hubungan antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, dan harapan masyarakat tentang peningkatan output pendidikan.Masalah efektivitas merupakan masalah kemampuan pelaksanaan pendidikan.
Sedangkan masalah efisiensi pada hakekatnya juga merupakan masalah pengelolaan  pendidikan. Sehubungan dengan aspek permasalahan aspek di atas pemerintah telah banyak melakukan serangkaian kegiatan secara terus menerus melalui tahapan pembangunan di bidang pendidikan.Kesemunya diarahkan pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan atau menyangkut aspek kualitas pendidikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian belajar, mengajar dan pembelajaran ?...
2.      Jelaskan prinsip-psinsip pembelajaran ?...
3.      Apa yang dimaksud dengan pilar pembelajaran ?...



1
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Belajar, Megajar dan Pembelajaran
1.      Belajar
Kemamampuan manusia untuk berubah melalui proses belajar telah makin memperkokoh posisi pentingnya belajar bagi kehidupan manusia, masalahnya apakah seluruh perubahan pada diri manusia itu hanya merupakan akibat dari belajar atau adakah faktor lain,serta apa karakteristik dari aktivitas belajar itu,untuk memahami hal tersebut maka pemahaman tentang makna belajar menjadi sangat penting, berikut ini akan dekemukakan beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli.
Pengertian-pengertian belajar tersebut meskipun menggunakan formulasi yang berbedabeda namun mempunyai esensi yang sama, hal ini terlihat dari unsur-unsur pembentuk definisi yang bila diringkaskan dapat disimpulkan bahwa sesuatu kegiatan dikatakan belajar apabila didalamnya terdapat  unsu unsur sebagai berikut
1.      Adanya perubahan dalam prilaku, keterampilan, pengetahuan, sikap, dan kemampuan bereaksi
2.      Perubahan yang terjadi relatif bersifat tetap
3.      Perubahan tersebut bukan karena kematangan atau kondisi sesaat
4.      Perubahan terjadi akibat latihan yang diperkuat dan atau pengalaman
Unsur pertama mengindikasikan bahwa belajar harus menimbulkan perubahan dalam prilaku misalnya dari prilaku buruk menjadi baik, perubahan keterampilan dari tidak bisa menjadi bisa, perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan sikap misalnya dari sikap pesimis menjadi optimis, dan kemampuan bereaksi (response potentiality).


2
Unsur kedua menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi relatif bersifat permanen, artinya seseorang yang belajar akan mampu memelihara atau mempertahankan/mereproduksi perubahan yang diperolehnya dari suatu kegiatan belajar, namun perubahan tersebut tidak mesti untuk selamanya atau  permanen mengingat dalam perkembangannya bisa terjadi gangguan gangguan terhadap perubahan yang telah terjadi, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu kemudian lupa berarti, menjadi tidak tahu lagi.
Unsur ketiga  yang menyatakan bahwa Perubahan tersebut bukan karena kematangan atau kondisi sesaat menunjukan bahwa perubahan yang terjadi karena kematangan seperti bayi yang tadinya terlentang kemudian mampu tengkurap akibat pertumbuhan fisiknya, atau perubahan yang terjadi pada orang yang mabuk atau dalam pengaruh obat tidak termasuk dalam kategoribelajar.
Sementara itu unsur yang keempat menjelaskan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan, dan bahwa perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, oleh karena itu prinsip pengulangan dan atau penguatan (reinforced practice) serta interaksi manusia dengan lingkungan (pengalaman) sangat berperan dalam suatu aktivitas belajar, kata penguatan juga menunjukan bahwa proses belajar memerlukan  penguatan agar perubahan yang telah terjadi dapat dipertahankan tidak makin lemah atau bahkan musnah.
Bila diperhatikan lebih jauh esensi dasar dari pengertian belajar adalah perubahan, dengan berbagai karakteristiknya, dan latihan atau pengalaman, pertanyaannya perubahan dalam hal apa, apakah perubahan perubahan tersebut terjadi hanya dalam bentuknaya yang konkrit atau akan berlaku juga dalam bentuknya yang abstrak, untuk menjawab masalah ini terdapat dua pandangan penting, yaitu pandangan behaviouristik dan pandangan kognitif.

3
Menurut pandangan behavioristik, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku, cara seseorang  berbuat pada situasi tertentu serta perubahan tersebut dapat diamati, artinya berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian dalam suatu aktivitas belajar karena tidak bisa diamati. Sebaliknya menurut pandangan kognitif belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan  terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu dan perubahan tersebut hanyalah refleksi dari perubahan internal
Dalam perkembangannya para behaviourist baru, neo-behaviourist telah berusaha memperluas pandangannya tentang belajar dengan memasukan aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti harapan-harapan, keinginan-keinginan, keyakinan dan pikiran seperti terlihat dalam pandangan Albert Bandura yang terkenal dengan teori kognitif sosialnya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari sekedar perubahan dalam tingkah laku yang teramati, melainkan juga mencakup pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati yang berdasar pada pengetahuan tersebut.
Dengan memperhatikan berbagai pandangan tentang makna belajar, maka dapatlah diartikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan internal yang terjadi pada diri seseorang, perubahan dalam potensi untuk bertingkah laku, serta perubahan tingkah laku itu sendiri. Implikasi dari pengertian ini adalah bahwa seorang guru atau dosen pasti dihadapkan pada tingkah laku siswa mahasiswa yang teramati seperti hasil pekerjaan siswa mahasiswa dalam melaksanakan tugas tugas atau tingkah laku mereka di dalam ruangan belajar, dan aspek yang kurang  tidak teramati secara langsung seperti berpikir abstrak serta sikap.



4
2.      Mengajar
tugas guru adalah membimbing siswa untuk belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkannya. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution 1982:8 mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang guru sebagai pengajar Slameto, 1991:40 harus memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri.Ciri-ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang actual dan konkret.Pengalaman yang konkret dan dinamis merupakan alat untuk menyatakan pengertian yang sifatnya sederhana sehingga dapat ditiru untuk diulanginya.
2)      Fokus
pengajaran akan berhasil dengan penggunaan vokalisasi. Untuk mencapai proses yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri yang baik, seperti: memobilisasi tujuan, memberi bentuk uniformitas pada belajar,


5
3)      Sosialisasi
Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam proses belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi harus dilakukan. Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: adanya fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok demokratis.
4)      Sequence
Dalam proses belajar mengajar dipandang sebagai suatu pertumbuhan mental, siswa dapat mengalami kegagalan atau mungkin juga sukses. Ciri-ciri sequence yang baik adalah pertumbuhan bersifat kontinyu, tergantung pada tujuan, tergantung pada munculnya makna, merupakan perubahan dari yang abstrak ke arah konkrit, sebagai gerakan dari kasar dan global ke arah yang membedakan, dan pertumbuhan itu merupakan transformasi.
5)      Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan perubahan siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada perubahan tersebut.
Kelima prinsip mengajar di atas haruslah diperhatikan oleh guru, agar guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa.Dan yang terpenting tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.




6
3.      Pembelajaran
Istilah pembelajaran menjadi istilah yang makin populer dan banyak digunakan dalam dunia pendidikan.Pembelajaran merupakan terjemahan dari Instruction dimana sebelumnya dipadankan dengan istilah pengajaran, oleh karena itu terkadang terjadi penggunaan yang saling mengganti antara istilah pembelajaran dengan pengajaran (mungkin lebih tepat pengajaran itu sebagai terjemahan dari teaching).
Pengajaran diartikan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa  untuk mencapai tujuan pengajaran, yakni kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Nana Sujana 1996 Bila diperhatikan, pengertian pengajaran tersebut menunjukan titik berat pada peran guru atau dosen sebagai pengajar dengan segala kewenangannya serta menempatkan pembelajar.Siswa atau mahasiswa, sebagai pihak yang bersifat pasif dan hanya bersifat menerima.
Pendekatan semacam ini disebut pendidikan yang berpusat pada guru atau dosen.teacher centered education.yang awalnya berkembang di Eropa ketika pengajar. Guru atau dosen menjadi satu satunya sumber belajar, namun dengan berkembangnya teknologi termasuk bidang percetakan serta perkembangan bidang-bidang ilmu pendidikan telah menyebabkan pola atau pendekatan teacher-centered education tidak dapat dipertahankan lagi. Sementara itu bila diperhatikan penggunan istilah pembelajaran lebih mengacu pada upaya menempatkan siswa atau mahasiswa sebagai pihak yang aktif.Student centered education, dalam perannya menjadi seorang pembelajar.


6
oleh karena itu penggunaan istilah yang berbeda. pengajaran dan pembelajaran, untuk padanan kata instruction didalamnya mengandung wawasan dasar yang berbeda dalam memposisikan siswa/mahasiswa dalam suatu proses belajar mengajar, dari teacher centered education menjadi student centered education
Untuk lebih memahami makna dari istilah pembelajaran, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi tentang pembelajaran :
1.      Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur  manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi  dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oemar Hamalik 1999.
2.      Pembelajaran : Keseluruhan peraturan kegiataan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar. Mac Donar
3.      Proses belajar mengajar atau pembelajaran membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya. Proses pembelajaran yang juga merupakan proses pendidikan dilangsungkan di dalam lembaga yang mengadakan proses pembelajaran itu. J.Drost,SJ
4.       Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar D. Sudjana
Dari pengertian tersebut nampak  bahwa pembelajaran  merupakan proses yang kompleks , di dalamnya mencakup proses/kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar terutma terjadi pada siswa dengan segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan mengajar diperankan oleh guru atau doses dalam perannya sebagai fasilitator dan desainer proses pembelajaran.



7
Oleh karena itu kualitas proses pembelajaran termasuk juga hasil-hasilnya sangat ditentukan oleh kualitas interaksi dalam proses tersebut, meskipun dikarenakan kewenangannya peran guru/dosen akan lebih menonjol bila dilihat dari sudut manajemen pembelajaran.
Dalam suatu institusi pendidikan, murid/mahasiswa dipandang pihak yang belajar, guru/dosen sebagai  pihak yang mengajar dan seluruh konstelasi tersebut serta komponen-komponennya dalam suatu setting tertentu pada dasarnya menggambarkan suatu proses pembelajaran yang merupakan salah satu aktivitas penting dalam proses pendidikan pada institusi pendidikan. proses pembelajaran merupakan suatu interaksi antara Pembelajar siswa atau mahasiswa dan pengajar
B.     Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam implementasi kurikulum.Untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pembelajaran dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran.Untuk itu dalam melaksanakan pembelajaran seyogyanya seorang pengajar tahgu bagaimana membuat kegiatan pembelajaran itu berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan bagian penting yang perlu diketahui oleh seorang pengajar, dengan memahami prinsip-prinsip pembelajaran, seorang pengajar dapat membuat suatu acuan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan lebih efektif serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui adalah :



8
1.      Prinsip perhatian dan Motivasi
Dalam proses pembelajaran, perhatian memiliki peranan yang sangat penting sebagai langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Motivasi berhubungan erat dengan minat, siswa yang memiliki minat lebih tinggi pada suatu mata pelajaran cenderung lebih memiliki perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang lebih tinggi dalam belajar.motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting juga dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2.      Prinsip Keaktifan
Belajar pada hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara sadar untuk mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan metrespon terhadap setiap pembelajaran.
3.      Prinsip Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Prinsip ini berhubungan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya, bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus melibatkan diri ( setiap individu ) terjun mengalaminya.
4.      Prinsip Pengulangan
Teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar, antara lain bisa dicermati dari dalil-dalil belajar yang dikemukan oleh Edward L. Thorndike 1974 – 1949 tentang law of lerning, yaitu “ law of effect, law of exercise and law of readiess “


9
5.      Prinsip Tantangan
Implikasi lain adanya bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang seperti mengandung masalah yang perlu dipecahkan, siswa aka tertantang untuk mempelajariny. Dengan kata lain pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dean menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dab generalisasi tersebut.
6.      Prinsip Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apalagi hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui pengamatan melalui metode-metode pembelaran yang menantang, seperti Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan yang sejenisnya akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat.
7.      Prinsip perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikism, untuk itu dalam proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.



10
C.    Pilar Pembelajaran
Pendidikan menurut Unesco meliputi empat pilar, yaitu;
1.      Learning to know (belajar mengetahui)
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya.
Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui), Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa.
2.      Learning to be (belajar melakukan sesuatu)
Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu (learning to do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan, perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu stimulus. Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan.Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seyogjanya memfasilitasi siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terrealisasi.


11
3.      Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Hali ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya.Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh dan maksimal.
Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.
4.      Learning to live together (belajar hidup bersama)
pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama.Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).



12
D.    Energi Pembelajaran
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha,dan perlu kit ketahui bersama kata energy justru bermampaat pad saat terjadinya perubahan bentuk dalan kehidupan sehari-hari,Banyak kita jumpai peristiwa perubahan energy yang erat kaitan dengan aktivitas sehari-hari contonya dalam pembelajaran sangat dibutuhkan energy pembelajaran ,kedua kata tersebut sanagat erat kaitan nya.maka kedua kata tersebut dapat kita artikan kemmpuan untuk melakukan usaha pembelajaran yang merupakan salah-satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan energy pembelajaran.














13
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang menakankan pada proses belajar mengajar yang menuntut aktivitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta dapat menerapkannya dalam  kehidupan sehari-hari Mulyasa, 2005 : 99. Pendekatan keterampilan proses terjadi apabila siswa dapat menerapkan dan mengalami apa yang sedang terjadi atau yang dialaminya atau pengalaman sesungguhnya.
pendekatan keterampilan proses dalam penegasan istilah ini adalah suatu pendekatan pembelajaran yang semata-mata menekankan pada siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar IPA agar kreatifitas yang adadalam diri siswa dapat dikembangkan seperti keterampilan mengamati, mengkomunikasikan dan menyimpulkan apa yang dilakukannya serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Saran
Alhamdulillah atas rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, kami masih diberi kesempatan dan keleluasaan dalam berfikir sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah kami.Tidak lupa, sholawat dan salam selalu kami haturkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW. Atas petunjuknya semau memberikan inspirasi pada pengembangan pemikiran kami. Makalah ini kami susun pada kesempatan kali ini tentunya masih banyak sekali kekurangan di sana sini. ambillah yang jernih dan tinggalkan yang keruh.Semoga Allah memberikan ilmu yang bermanfaat pada kita semua, Amien.


14
DAFTAR PUSTAKA

v  Martin, Kanginan,  2000, Fisika SLTP 3, ,Jakarta, Erlangga
v  Karttono, Kartini, 1980, Pengantar Metodologi Research, ,Bandung, Alumni
v  Hallliday dan Resnick, 1977, Fisika, Erlangga, Surabaya
v  Itok, Muhammad. 2006. Fisika SMA Kelas: X, XI, XII. Pressindo: Ypgyakarta.
















15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar