Jumat, 22 Januari 2016

MAKALAH LATAR BELAKANG MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

LATAR BELAKANG MASALAH DAN RUMUSAN
 MASALAH PENELITIAN

A.      PENDAHULUAN
Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dildankan untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.[1]
Seorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan akan mendorong untuk meldankan penelitian jika ia menemukan masalah. Bagaimana ia menemukan dan merumuskan masalah. Pernyataan yang tampaknya sepele ini nyatanya tidak selalu mudah dijawab dan tak heran kalau para peneliti menemukan bahwa perumusan masalah merupakan jantung penelitian.[2]
Setiap meldankan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di lingkungan sekeliling kita. Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena. Karenanya peneliti harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap maslaah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Karena pentingnya perumusan masalah dalam sebuah penelitian maka saya membuat makalah dengan bahasan perumusan masalah penelitian (research question). Dalam penulisan makalah ini ada beberapa yang harus kita perhatikan seperti.
1.      Apa pengertian Masalah penelitian  ?
2.      Apa  Latar Belakang Masalah Dalam Penelitian?
3.      Apa Yang Dimaksud Dengan Identifikasi Masalah ?
4.      Bagaimana Bentuk Batasan Masalah ?
5.      Apa Yang Dimaksud Dengan Rumusan Masalah ?
6.      Apa Tujuan Dan Manfaat Dalam Penelitian?
B.       PEMBAHASAN

1.      Pengertian Masalah
Permasalahan dalam penelitian adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan.[3] Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yaang diinginkan  dan kebutuhan yang ada. Dari dua definisi yang dikemukakan ahli tersebut, kita bisa mengetahui bahwa masalah penelitian adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi di lapangan. Sebagai contoh, diharapkan peserta didik dalam suatu kelas memperoleh nilai rata-rata 80 dalam ujian pelajaran bahasa arab, namun ternyata nilai rata-rata yang di capai peserta didik hanya 70, inilah yang di sebut dengan adanya kesenjangan. Rendahnya nilai rata-rata yang di capai peserta didik merupakan suatu masalah, karena nilai kritiria ketuntasan minimal (kkm) yang diterapkan misalnya adalah 75. Dengan demikian timbul pertanyaan, apa yang menyebabkan rendahnya nilai rata-rata tersebut.[4]

2.      Latar Belakang Masalah
            Bagian latar belakang memuat untuk tentang alur pikir peneliti     tentang rentetan fenomena- fenomena atau pristiwa pristiwa masa lalu dan sedang terjadi serta yang bakal terjadi yang berhubungan  dengan masalah objek penelitian, setting sosial yang dinilai menanpakkan adanya penyimpangan yang memerlukan peniliti menganalisi masalah ,melalui analisis masalah peneliti dapat memberi fokus ,ruang lingkup atau batasan batasan masalah yang akan diteliti bagian menjelaskan apa zang mendorong peniliti menjalankan kajian zang berdasarkan pengalaman isu isu zang hangat di bicarakan dan bacaan penulis atau hasil penelitian –penelitian lepas yang relavan.
            Ldankanlah analisis atau idintifikasi masalah yang berhubungan dengan fenomena-fenomena yang menjelaskan tentang variabel-variabel yang akan di teliti untuk sekedar contoh akan dikemukakan dari usulan penelitian di sertasi iskandar prokram doktron prokram studi psikologi pendidikan di universitas kebangsaan malasyia 2005 dengan judul: {pengaruh kecerdasan Ëmosi dan kepuasaan kerja terhadap komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi perguruan tinggi di indonesia {kasus terhadap dosen perguruan tnggi di propinsi jambi indonesia }.
            Contoh : Latar Belakang Masalah
Institusi pendidikan tinggi khususnya universitas merupakan sebuah organisasi sosial dunia yang formal terlibat secara langsung dalam melaksanakan sistem pendidikan nasional indonesia. Malik pajar{ 1998} menyatakan bahwa institusi pendidikan tinggi mempunyai peranan dan fungsi yang semakin menentang untuk melahirkan SDM{sumber daya manusia} yang berkualitas dan berwawasan tinggi yang sesuai dengan tuntan zaman oleh karena itu, untuk menpurnakan peranan ini. Komitmen organisasi perguruan tinggi diindonesia berperanan penting dalam Menjalankan undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen untuk menuju wawasan 2010 untuk  masa depan indonesia, maka produktivisme dosen dosen di instutusi pendidikan perguruan tinggi.
Goleman {1995} menyatakan, organisasi yang ingin mempunyai daya saing sangat bergantung kepada hubungan baik antara anggota yang mempunyai pengatahuan dan keahlian tersendiri. Hasil penelitian komitmen pekerjaan terhadap organisasi yang dildankan selama ini, faktor utama yang memperngaruhi yaitu karakter individu, karakter pekerjaan dan karakter organisasi.
Salah satu faktor individu yang penting yang selama ini sedikit sekali diteliti adalah tentang pengaruh kecerdasan emosi terhadap komitmen organisasi. Kessesuain kecerdasan emosi seseorang dengan pekerjaannya merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi komitmen terhadap organisasi. Oleh karena itu, persoalan yang timbul adalah, apakah hal yang sama dapat terjadi kepada dosen di institusi pendidikan tinggi di indonesia? maknanya, semakin tingginya kecerdasan emosi dosen terahadap pekerjaannya maka semakin tinggi tahap komitmen terhadap organisasi pendidikan tinggi di indonesia.[5]
Menurut Noriah et al. (1994) organisasi yang ingin mempunyai daya saing sangat bergantung kepada hubungan baik antara orang orang didalamnya yang mempunyai pengatahuan, keahlian, dan kepakaran tersendiri. Oleh karena itu, individu yang bekerja dalam organisasi tersebut berkemungkinan tidak mudah mengalami komplik sewaktu bertugas.
Ali komsan (2004) Dosen merupakan pegawai negeri dalam bidang pendidikan yang waktu kerjanya tidak dapat ditentukan dengan check clock. Seperti pegawai administrasi untuk selalu datang jam 08 pagi dan pulang jam 04 sore. Namun, aturan ini kadang kadang tidak berldan kepada dosen. Seorang dosen dapat datang dan pulang bila saja, asalkan tidak mengabaikan tugasnya dalam mengajar atau membimbing maha siswa. Pradigma seperti ini harus diubah, jika kita mau institusi pendidikan tinggi berprestasi kedepan, maksudnya adalah haruslah ada waktu minimal dalam sehari seorang dosen berada dalam kampus.
Hasil penelitian dimalaysia yang dildankan oleh muhammad najib (2000) menyatakan kestabilan emosi emosi dosen menunjukkan kecerdasan emosi dosen ditahap sedang dan tidak menonjol. Menurut beliau, dosen dosen perlu mempunyai kesadaran emosi yang tinggi karena mereka merupakan pendidik para calon pendidik. Kestabilan emosi mereka akan memberikan kesan terhadap latihan pembelajaran yang mereka berikan kepada calon calon pendidik tersebut. Kemudian beliau menyarankan ketidak kestabilan emosi pendidik dapat membawa kepada prasaan kecewa disebabkan oleh tekanan kerja. Situasi ini mungkin timbul dari lingkungan pekerjaan yang tidak kondusif.
Bagaimanapun, kinerja dosen dalam melaksanakan tugas bukan hanya mengajar tetapi juga sebagai pembimbing, peneliti dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu memerlukan komitmen yang serius, disamping berilmu pengatahuan, berketrampilan dan berahklak mulia, dan bertanggung jawab dalam pencapaian kesejahteraan diri, tetapi samapi saat ini yang diamanahkan kepada dosen belum terpenuhi memenuhi. Indra jati sidi (1999) fenomena fenomena yang disebut terdahulu memerlukan perhatian serius, untuk mengimbangi terhadap kemerosotan kualitas pendidikan di indonesian pada saat ini dalam meningkatkan sumber manusia yang berkulitas dan mampu berkompetensi dengan kemajuan zaman.
Pada saat ini, terjadi demonstrasi besar besaran dosen dan guru guru. Harian kompas dan media diindonesia (2005) menyatakan guru guru dan dosen meldankan demonstrasi menuntut kenaikan gaji. Para guru dan dosen menyatakan pemerintah tidak memperhatikan nasib dosen dan guru sebagai tenaga profesional sebagai pendidik. Namun demekian, tuntutan mereka tidak mungkin ditunaikan secara mendadak oleh pemerintah. Walau bagaimanapun, pemerintah harus memperhatikan secara serius tentang tuntutan para pendidik. Situasi yang demikian ini, menggambarkan kesan ketidak puasan dosen dan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Ketidak puasan dosen tersebut menunjukkan ketidakpuasan terhadap rendahnya gaji atau kesejahteraan yang diterima dari pemerintah sebagai imbalan dari pengabdian kepeda negara.
Merujuk kepada pandangan Locke (1990) beliau menyatakan bahwa banyak kasus unjuk kerja, biar apapun motifnya seseorang, rendahnya semangat bekerja, menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap organisasi. Menurut direktur jendral pendidikan tinggi indonesia tentang kesejahteraan dosen saat ini dan kedepan, beliau menyatakan bahwa patutnya seseorang doktor yang mengabdi sebagai dosen perguruan tinggi di Indonesia menerima gaji Rp 7.500.000 ( harian kompas 20/06/2003). Tentunya bila hal ini dapat terlaksanakan pastlah para dosen merasa gembira dan bersemangat dengan pekerjaannya..
Berdasarkan fenomena fenomena yang telah jelas diatas, maka penelitian ini mencoba mengkaji pengaruh pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi pendidikan tinggi diindonesia. ( Studi Kasus Terhadap Dosen Perguruan Tinggi Negeri Di Propinsi Jambi Indonesia).



3.      Identifikasi  Masalah
Identifikasi masalah merupakan kelanjutan latar belakang masalah, didalam latar belakang masalah sudah dijelaskan faktor-faktor yang menyebabkan masalah, semua faktor tersebut kita teliti, namun dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, kemapuan dan referensi yang relavan, maka tidak semua faktor yang menyebabkan masalah tersebut kita teliti. Untuk lebih mendalam, peneliti memilih beberapa saja faktor-faktor yang sangat urgen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel yang hendak diteliti.[6]
Contoh: Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan banyak penelitian yang sudah dildankan tentang komitmen terhadap organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen tersebut, seperti kecerdasan emosi dan kepuasan kerja diberbagai setting penelitian didalam organisasi tetapi sangat minim penelitian yang berhubungan dengan organisasi pendidikan tinggi diindonesia, khususnya kepada para dosen dosen.
Oleh karena itu, fenomena fenomena ini peneliti btertarik untuk mengatahui komitmen pekerjaan dan komitmen institusi dikalangan dosen yang mengajar di institusi pendidikan tinggi di indonesia, serta faktor faktor yang memberi pengaruh terhadap kecerdasan emosi dan kepuasan kerja. Kekurangan kajian tersebut dapat membantu pihak pembuat keputusan dan para dosen, serta pemerhati pendidikan tinggi dalam meningkatkan kualitas dosen terhadap institusi pendidikan tinggi diindonesia.
Walaupun banyak laporan yang menyatakan kasus kasus dosen dosen yang bermasalah terhadap institusi pendidikan tinggi di indonesia, namun masalah tersebut tidak teratasi dan dipedulikan oleh pengambil kebijakan dikarenakan kurang data. Oleh sebab itu timbul keperluan bagi pengambil kepetusan diperguruan tinggi diindonesia untuk membantu kalangan dosen-dosen yang bermasalah tersebut. Persoalan yang saya sebut diatas perlu diteliti, bagaimanapun sangat minim penelitian yang membicarakan tentang pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisadi pendidikan tinggi yang dikususkan pada kalangan dosen dosen yang mengajar di institusi pendidikan tinggi di indonesia. Penelitian penting untuk diteliti, karena dosen berperan penting dalam mewujudkan pendidikan nasional.
Tingginya komitmen dosen terhadap universitas akan membuat dosen lebih banyak berada dikampus untuk mengajar, mengajarkan diklokal, membimbing mahasiswa menyusun dan menulis skripsi,tesis, dan meldankan ujian hasil kuliah mahasiswa dengan baik. Berbagai tingkah ldan yanf dijelaskan diatas sebagai konsekuensi dari komitmen yang tinggi yang dapat menjadi ukuran kinerja dalam meningkatkan efektivitas dan kualitas terhadap institusi perguruan tinggi.
4.      Sumber Sumber Masalah
Menurut prof Margono {2009} mengatakan bahwa identifikasi masalah adalah yaitu sebuah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada dengan kenyataan.[7] Misalnya, kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA dengan harapan akan kemampuan perguruan tinggi menampung lulusan itu. Untuk meningkat kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia harus giat mencari masalah dari sumber-sumbernya:
Adapun yang menjadi sumber utama permasalahan ialah:
1.      Bacaan
2.      Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah
3.      Pertanyaan dari orang yang memiliki otoritas
4.      Pengamatan sekilas
5.      Pengalaman pribadi
6.      Perasaan dan ilham
5.      Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dildankan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuaan teori yang relavan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dildankan lebih berfokus dan mendalam. Pembatasan masalah penelitian dapat peneliti ldankan berhubungan dengan fokus penelitian, tempat penelitian, subjek, insrtumen, dan hasil penetian.[8]
Contoh: Pembatasan Masalah
a.       Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi dikalangan dosen perguruan tinggi di propinsi jambi.
b.      Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan satu set instrumen peneliti yang memeiliki vasilitas dan reliabilitas yang tinggi dan berdasarkan teori-teori yang relavan dengan variabel-variabel penelitian. Hasil penelitian sangat bergantung sepenuhnya kepada keikhlasan para dosen sebagai responden untuk menjawab setiap item-item instrumen tersebut.
c.       Sampel penelitian terdiri dari dosen-dosen tetap yang mengajar diperguruan tinggi dinegeri dipropinsi jambi.
d.      Hail penelitian tidak dapat digeneralisasikan kepada populasi yang tidak mempunyai ciri-ciri yang sama dalam dengan populasi penelitian ini.

6.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah memunculkan masalah, maka perlu dirumuskan secara spesifik, rumusan masalah merupakan uraian dari masalah-masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan diatas. Rumusan masalah adalah jawaban atas pertanyaaan’’ apa masalahnya’’ rumusan masalah sebaiknya dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pertanyaan yang jelas dan padat. Bagian ini akan menjelaskan urutan fenomena-fenomena berhubungan dengan masalah penelitian sehingga peneliti dapat menyatakan rumusan masalah penelitian, yang merupakan persoalan utama yang hendak diteliti. Dengan dirumuskan masalah penelitian dengan jelas, peneliti perlu memberi batasan penelitian baik secara konsep maupun secara operasional. Sebagai contoh yang berhubungan dengan penelitian iskandar diatas adalah sebagai berikut :[9]
Contoh : Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka dapat peneliti kemukakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
a.       Apakah profil kecerdasan emosi, profil kepuasan kerja, profil komitmen pekerjaan dan profil komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia?
b.      Adakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja, komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidika tinggi di indonesia dengan berdasarkan aspek demografi (jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengalaman mengajar)?
c.       Adakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dan kepuasan kerja dengan komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia.
d.      Sejauh manakah pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia?

7.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan penelitian yang dildankan. Bukan tujuan penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Tujuan penelitian adalah bersifat ilmiah, untuk menjawab permasalahan penelitian seperti contoh berikut, seperti tujuan penelitian yang masih berhubungan dengan konteks penelitian inskandar diatas.
Contoh:  Tujuan Penelitian
a.         Mendeskripsikan profil kecerdasan emosi, profil kepuasan kerja, profil komitmen pekerjaan dan profil komitmen organisasi perguruan tinggi di indonesia.[10]
b.         Melihat perbedaan antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja, komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia berdasarkan faktor demografi ( jenis kelamin, umur pendidikan dan pengalaman mengajar).
c.         Melihat hubungan antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja dengan komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia.
d.        Melihat pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja kepada komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di indonesia.
8.      Manfaat Penelitian
Skripsi, tesis, disertasi atau proyek penelitian lainnya dapat dijalankan karena adanya masalah atau penyimpangan yang perlu dicari solusi pemecahannya melalui penelitian. Apabila penelitian dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan penelitian, dan rumusannya dapat terjawab denagan secara ilmiah. Maka manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan penelitian. Manfaat penelitian dapat dilihat dari empat sisi, yaitu :
a.         Manfaat secara teoritis/kegunan terhadap pengembangan kemajuan ilmu pengatahuan.
b.         Manfaat secara metodologi dapat memberi metode untuk mengungkapkan dan mencari jawaban masalah penelitian secara ilmiah.
c.         Manfaat secara praktis hasil penelitian dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam mengatasi masalah yang ada pada objek yang diteliti.
d.        Manfaat untuk rekomendasi, hasil penelitian dapat memberikan rekumendasi kepada peneliti yang berminat melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut :
Contoh : Manfaat Penelitian Diatas, Adalah :
1)        Secra teoritis kajian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam aspek ilmu pengatahuan, secara khusus dibidang ilmu psikologi pendidikan. Tentang pengaruh kecerdasan emosi dan kepuasan kerja terhadap komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi diindonesia.
2)        Secara praktis kajian ini dapat memberikan sumbangan kepada dosen-dosen sebagai informasi tentang kecerdasan emosi, kepuasan kerja, komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi yang dimilikinya.[11]
3)        Pada tingkat nasional penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak pemerintah yaitu, Depertemen pendidikan nasional (Diknas), khususnya bagian pendidikan tinggi (Dirjen Dikti), Depertemen agama RI, Khususnya bagian pendidikan tinggi agama (Diperta) untuk digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan tentang dosen indonesia.
4)        Dapatan kajian ini dapat memberikan informasi kepada peneliti-peneliti lain untuk meneruskan penelitian yang berhubungan dengan kecerdasan emosi, kepuasan kerja, komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi pendidikan tinggi di indinesia.
C.      PENUTUP
1.      Kesimpulan
Masalah adalah suatu kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti, permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan. Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Yaitu suatu rentetan fenomena- fenomena atau pristiwa pristiwa masa lalu dan sedang terjadi serta yang bakal terjadi yang berhubungan  dengan masalah objek penelitian.
Indentifikasi masalah adalah suatu masalah yang sudah dijelaskan kemudian diteliti oleh sipenelitian. Dalam sebuah penelitian pasti adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuaan teori yang relavan dengan penelitian. Rumusan masalah adalah suatu uraian yang berbentuk jawaban dan pertanyaan. Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan penelitian yang dildankan. Manfaat secara praktis hasil penelitian dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam mengatasi masalah yang ada pada objek yang diteliti.
2.      Kritik Dan Saran
Kita sebagai manusia hanya berusaha menjadi yang terbaik, agar apabila datang waktunya hari akhir, kita sebagai umat muslim telah memiliki bekal untuk menolong diri kita sendiri pada hari akhir, tanda tanda hari akhir sudah sudah terlihat jelas, marilah kita dekatkan diri kita kepada Allah swt, dan perbaiki semua sikap kita menjadi lebih baik dan berakhlak .






DAFTAR PUSTAKA

*      Iskandar. 2009. Metodologi penelitian pendidikan dan sosial ( kuantitatif dan kualitatif), jakarta: gaung persada press.
*      Anggoro M. Toha. 2008 Metode Penelitian edisi 2. Jakarta: Univrsitas Terbuka.
*      Muthalib Abdul,  2006.  Metode Penelitian Pendidikan Islam, Banjarmasin: Antasari Press Arikunto, Suharsimi.  Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
*      Sukardi.  2009.  Metodologi  Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara.
*      Punaji  Setyosari, 2010. Metode Penelitian Pendidikan  dan  Pengembangan  (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
*      Margono. 2009. Metodologi  Penelitian  Pendidikan  Jakarta: Rineka Cipta.



[1] . M. Toha Anggoro.  Metode Penelitian edisi 2. Jakarta: Univrsitas Terbuka, 2008. Hlm 159.
2. Abdul Muthalib, Metode Penelitian Pendidikan Islam, Banjarmasin: Antasari Press Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Hlm 168-169.

                [3]. Sukardi. Metodologi  Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 21
[4]. Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan  dan  Pengembangan  (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,  2010), hlm. 53
[5] . Iskandar,  Metodologi Peneleitian Pendidikan Dan Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 160-163.
[6] . Iskandar,  Metodologi Peneleitian Pendidikan Dan Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 163-165.
[7] . Margono,  Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hlm 54-56.
[8] . Iskandar, Metodologi Peneleitian Pendidikan & Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 165-166.
[9]. Iskandar, Metodologi Peneleitian Pendidikan & Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 166-167.
[10] . Iskandar, Metodologi Peneleitian Pendidikan Dan Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 167-168.
[11]. Iskandar,  Metodologi Peneleitian Pendidikan Dan Sosial (Gaung Persada Pres Jakarta: 2009. Hlm 168-169.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar